SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT

Selasa, 02 Agustus 2011


SPRITUAL KEMERDEKAAN DI BULAN RAMADHAN

Tahun ini, hari Kemerdekaan Indonesia kembali jatuh pada bulan Ramadhan, dimana 66 tahun yang lalu, tepatnya 17 Agustus 1945, pada bulan puasa, teks proklamasi dibacakan. Memasuki usia ke-66 untuk ukuran seorang manusia sudah termasuk manula, tapi bagi suatu negeri usia 66 tahun tergolong sedang memasuki usia remaja, usia dimana sedang mencari jati diri untuk menuju proses “kematangan.” Namun bukan berarti usia yang tergolong remaja membuat  negeri ini selalu mencoba setiap jenis proses tanpa harus mempertimbangkan baik-buruknya akibat yang akan ditimbulkan, namun semuanya tetap harus menjadi pertimbangan, karena kemerdekaan yang didapat tidak diperoleh dengan mudah namun diperoleh dengan banyak pengorbanan dan air mata, serta atas pertolongan dan rahmat dari Allah SWT. Dalam proses pencarian jati diri inilah, kita sebagai bangsa yang merdeka harus berfikir jernih dan mengutamakan jiwa spiritual agama dalam meneruskan kemerdekaan bangsa.

SPIRITUAL KEMERDEKAAN

Di bulan Ramadhan yang mulia ini, kita memiliki kesempatan merenungkan kembali arti kemerdekaan sesungguhnya. Berpuasa di bulan Ramadhan melatih kita atas kedisiplinan dan kejujuran jiwa yang dapat menggugah kita dalam mengisi kemerdekaan ini.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk setiap insan dalam mengisi hari kemerdekaan, memikirkan nilai-nilai spiritual dalam diri yang dapat kita sumbangkan untuk membangun negeri ini. Sebagai hamba Allah SWT yang beriman, adalah suatu kewajiban untuk menyampaikan kebenaran kepada yang lainnya untuk memperkokoh norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat. Bulan Ramadhan selain diisi dengan kegiatan ibadah juga diisi dengan tingkat kepedulian kepada sesama, mengurangi kesusahan orang lain, dan selalu siap memberikan yang terbaik untuk saudaranya yang membutuhkan, dan tentu saja hal ini harus terus dilakukan di bulan lain selain bulan Ramadhan.

Menanamkan spiritual kemerdekaan harus dimulai dalam diri kita, dan kemudian akan menularkan kepada yang lain secara paralel sebagai bentuk meneruskan cita-cita kemerdekaan. Jadi bulan Ramadhan sesungguhnya adalah bulan introspeksi atas apa yang telah kita kerjakan untuk bangsa ini. Kemerdekaan dalam mencari nafkah yang halal juga sudah harus kita tanamkan, termasuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thoyyib.

Dari hasil muhasabah kita, apa yang telah kita peroleh? Adakah rasa nyaman atau kegelisahan dari hati kita dalam mengisi kemerdekaan ini, atau justru kita hanya menjadi beban untuk bangsa ini, tak perlu kita memikirkan orang lain yang lebih senang membuat negeri ini menjadi sulit, tapi saatnya kita membuat negeri ini menjadi berdaya dengan keberadaan kita. Selama kita terus berusaha secara mandiri, tidak tergantung dengan orang lain, maka artinya kita berusaha untuk menjadi pribadi yang merdeka, begitupun ketika kita telah berhasil merdeka dari godaan syetan, sekencang apapun rayuan syetan, dapat kita hindari dengan mudah, maka kita telah menjadi orang yang merdeka, spiritual kemerdekaan di dalam diri kita sudah tertanam demikian kuat, sehingga kita akan menjadi orang yang selalu merasa merdeka dalam setiap kondisi, karena telah merdeka dari ketergantungan dengan orang lain, hanya allah SWT yang dijadikan sebagai satu-satunya tempat menggantungkan doa dan usaha.

Saudaraku yang berbahagia, semoga allah SWT menjadikan kita sebagai pribadi yang memiliki spiritual kemerdekaan dalam diri yang selalu dapat mengisi kemerdekaan dengan usaha terbaik menuju ridho Allah SWT, Amin.
(jos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat