SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT

Selasa, 02 Agustus 2011


ENAM JURUS JAGA DIRI PASCA RAMADHAN


Perayaan lebaran pasca Ramadhan diperingati dengan suka ria dan kegembiraan seakan euforia yang tidak terbendung, segala letih, penat, tawadhu, dan khusyu selama ramadhan seakan sirna ditengah kemeriahan hari raya lebaran yang sudah berubah menjadi arena parade peragaan busana sekaligus kuliner yang bermutasi menjadi tradisi nasional. Nasehat khatib lebaran “Ied bukanlah bagi mereka yang memakai baju baru, tetapi bagi mereka yang taatnya bertambah“ hanya sekedar lewat di telinga dan tak pernah mampir di hati akankah kita kehilangan ruh dan spirit Ramadhan?
 
Ramadhan mendidik kita selama satu bulan dalam berpuasa, menahan jiwa dan raga, tidak makan, minum, menahan pandangan, dan segala nafsu yang bisa mengurangi pahala puasa atau bahkan membatalkan puasa. Semuanya telah dikerjakan termasuk shalat tarawih, dhuha, tahajjud, dan ibadah lainnya termasuk silaturrahim pun telah dikerjakan. Semua dilakukan untuk bisa mencapai kualitas taqwa seperti yang Allah perintahkan dalam surat Al-Baqarah:183, yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.“

Ada satu hal paling mendasar yang harus menjadi bahan refleksi bagi kita semua, yaitu pertanyaan-pertanyaan berikut: seberapa membekaskah Ramadhan kemarin bagi jiwa-jiwa kita?, Apakah semua yang kita lakukan itu, bisa merubah hidup kita menjadi pribadi yang lebih baik?, Apakah satu bulan berpuasa bisa menjaga 11 bulan yang siap menghadang di depan?, Apakah ibadah-ibadah, amal-amal kebaikan yang kita lakukan dapat kita pertahankan secara konsisten baik secara kualitas ataupun kuantitas?, Apakah gemericik keindahan Ramadhan bisa tetap kita rasakan di bulan-bulan lainnya?, Pertanyaan-pertanyaan inilah yang paling mendasar dan harus kita renungkan bagi diri kita setelah melewati bulan Ramadhan. Jangan sampai satu bulan yang kita kerjakan kemarin tak berdampak sedikitpun bagi kualitas perbaikan diri kita. Nauzubillah mindzalik, jangan sampai  kita menjadi orang-orang yang merugi. Seperti apa yang dikatakan Rasulullah SAW, “Orang-orang yang merugi adalah ia yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dan yang hari esoknya lebih buruk lagi dari hari ini.“

Apakah kita semua mau menjadi orang-orang yang merugi itu? Berikut ini jurus untuk menghindari kerugian dan sekaligus bisa menjaga ruh dan spirit Ramadhan kita:

Jurus Pertama : Shoum Syawal.   
Sebagai langkah awal untuk menjaga ruh dan spirit Ramadhan, Rasulullah SAW mengajarkan shoum Syawal sebagaimana sabda beliau: "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun. (HR. Muslim)
Jurus Kedua:  Menjaga  Shalat Berjamaah.

Bila di bulan Ramadhan kita senantiasa melaksanakan shalat berjamaah di masjid atau mushala bagi laki–laki dan di rumah untuk perempuan  setidaknya itu bisa berlanjut pada bulan-bulan berikutnya. Sholat jamaah merupakan barometer kualitas keimanan kita.

Jurus Ketiga: Membiasakan Diri  Qiyamullail.

Shalat Tarawih pada bulan Ramadhan merupakan bagian dari shalat malam yang harus dilanjutkan pada bulan lainnya. "Rahmat Allah akan diturunkan ke bumi pada setiap malam ketika malam pada bulan Ramadhan tinggal sepertiga terakhir. Dia berkata, kemana hamba-Ku yang berdoa, akan Aku kabulkan doanya. Kemanakah hamba-Ku yang meminta, Aku akan penuhi permintaannya. Kemana pula hamba-Ku yang beristigfar, Aku akan ampuni dosanya." (HR Bukhari Muslim).

Jurus  Keempat : Tadarus Al Quran

Kebiasaan tadarus Al Quran hendaknya senantiasa bertambah sesudah Ramadhan. Perlu ditingkatkan juga tartil dan tahsinnya sebab  dalam hadits disebutkan  "Orang yang membaca Al Quran dan ia mahir (membaca dengan tartil) akan bersama para malaikat yang mulia dan taat (di akhirat). Sedangkan, seseorang membaca Al Quran dan ia merasa susah dalam membacanya, tetapi ia selalu berusaha, ia akan mendapat dua pahala." (HR Bukhari Muslim).

Jurus Kelima: Menjadi Pribadi Yang Jujur . 
Ramadhan telah  mendidik kita menjadi pribadi yang jujur. Dalam hadits riwayat Bukhari Nabi Muhammad SAW bersabda ”Barangsiapa yang berpuasa tetapi tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan lapar dan haus (puasanya).”
Jurus Keenam : Gemar Berinfaq dan Bershadaqoh .
Ramadhan menyalakan spirit infaq dan shadaqoh, maka hal ini harus selalu kita  jaga. "Perumpamaan orang yang menginfakan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai yang pada tiap-tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Baqarah [2]: 261). Wallahu a'lam.
(jos)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat