SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT

Selasa, 02 Agustus 2011


CINTA NAN FITRI YANG TIADA PERNAH HENTI

Sejenak mari kita meluangkan waktu untuk kembali ke masa silam saat menikmati pesta lebaran? Apa yang teringat dalam memori kita? Hidangan lebaran beraneka ragam, baju baru, angpau dari sanak saudara? Atau kartu lebaran yang dikirim oleh sahabat dan kerabat dari jauh. Berkembangnya teknologi membuat rasa silahturrahim semakin kehilangan maknanya, cukup dengan mengirim sms basa basi berbungkus doa, sekali kirim bisa terforwad ke ratusan nomor, tanpa harus berkumpul untunk sekedar berbagi kisah dalam acara keluarga. Sedikit demi sedikit  ruh  'Idhul Fitri yaitu silahturahim perlahan menghilang. 'Idhul Fitri adalah momen yang sangat tepat untuk kita membangun silahturahim dan hal ini diperintahkan Rasulullah SAW sendiri, sebagaimana yang disampaikan oleh Imam As-Syaukani berkata: "Ketahuilah bahwasanya Nabi SAW terus-menerus mengerjakan dua shalat 'Ied ini dan tidak pernah meninggalkannya satu pun dari beberapa 'Ied. ”Nabi SAW memerintahkan ummatnya untuk keluar pada hari 'Ied, hingga menyuruh wanita, gadis-gadis pingitan dan wanita yang haid. Tahukah kita mengapa wanita haid pun diperintahkan untuk keluar/hadir pada saat sholat 'ied? Tak lain agar ikut serta dalam silaturrahim.

Begitu pentingnya silahturahim sampai rahmat dan kasih sayang Allah SWT akan menjauh bila tali silaturrahim sudah terputus di antara kita. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum yang di dalamnya ada orang yang memutuskan tali silaturrahim.”
Seorang sahabat yang bernama Abu Afwa pernah berkisah, Ketika itu, kata Abu Afwa, kami sedang berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau bersabda:
“Jangan duduk bersamaku pada hari ini orang yang memutuskan tali silaturrahim.”
Setelah itu seorang pemuda berdiri dan meninggalkan Rasulullah SAW. Rupanya sudah lama dia memendam permusuhan dengan bibinya. Ia segera meminta maaf kepada bibinya tersebut, dan bibinya pun memaafkannya. Kemudian Ia pun kembali ke majelis Rasulullah SAW dengan hati yang lapang.
Saudaraku, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih tersimpan kebencian dan permusuhan. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di masyarakat, bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauh, apalagi kalau di belakang sudah saling hujat dan memfitnah, maka rahmat Allah akan menjauh dari rumah tersebut.
Silaturrahim adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Hal ini sangat penting, karena bagaimana pun besarnya ummat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak akan ada artinya, laksana buih di lautan yang mudah diombang-ambing gelombang, bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerjasama untuk taat kepada Allah SWT.

Karena itu 'Idul Fitri bisa dijadikan momentum bagi kebangkitan spiritual. Fitrah manusia adalah dari Tuhan, dan kelak akan menuju Tuhan. Ini merupakan perjalanan kembali kepada kekuatan fitrah. 'Idul Fitri bukanlah sekedar ritual saja. Namun juga merupakan aspek sosial dan itu bisa kita mulai dari membangun, menjalin dan menguatkan silahturahim, sehingga kelak bersemi dan tumbuhnya cinta nan fitri yang tak pernah berhenti.  Wallahu’alam bis-shawab.

(jos)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat