SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT

Senin, 26 November 2012

BANGKIT dan BANGKIT !!!!

Dari Artikel seorang sahabat.....

"Seutas benang itu sesungguhnya hanya
ada dalam pikiran Anda!"

Ada kisah nyata tentang seekor gajah.
Sejak kecil ia sudah dirantai kakinya
dengan seutas rantai sepanjang 4 meter.

Apa yang terjadi ketika rantai itu
diganti dengan seutas benang? 

Gajah itu tetap saja berkeliling & tidak
berani melangkah keluar dari area
lingkaran 4 meter tersebut!

Dari kisah ini, pelajaran apa yang  bisa kita ambil?  Maaf, saya tidak bermaksud menyamakan diri kita dengan seekor gajah. :-) 
Namun bisa jadi, kita pun memiliki 'keterbelengguan' dengan seutas tali yang mengikat diri kita!
Kita tidak berani keluar dari zona yang dianggap nyaman. Meski sesungguhnya, kita bisa melakukan banyak hal hebat
dari perkiraan kita!

Mari kita jujur pada diri sendiri, berapa banyak kesempatan yg sebenarnya hadir, melintas di depan kita, namun
kita tidak mempedulikannya?

kita mungkin menganggap peluang itu 'terlalu tinggi' untuk kita, dan merasa tidak pantas berada disana. 
Atau mungkin kita malah merasa tidak mampu untuk melakukan hal itu padahal  sama sekali belum pernah mencobanya?

Kita semua tahu, segala hal yang menurut kita 'begitu hebat', seringkali tidak selalu seperti yang kita bayangkan. 

Atau hal yang kita anggap sulit, kadang sebenarnya sangat gampang!

Ada dua kunci dalam hal ini :
1. kita akan bisa jika kita  berpikir bisa
2. kita akan gagal jika kita berpikir gagal

So, jangan menyalahkan siapapun jika kesuksesan belum menghampiri diri kita. Sebab, faktor utamanya terletak pada
diri kita sendiri.

Oleh sebab itu, perhatikan dengan seksama, dan tanya pada diri sendiri, adakah seutas benang yang telah membelenggu diri kita selama ini?
Jika ya, maka segeralah untuk putuskan benang itu!

Cobalah bergerak maju dari lingkaran yang selama ini kita buat dan telah membelenggu diri kita sendiri!

Peluang itu sebenarnya selalu hadir kapan saja. Namun, karena kita selalu saja menutup mata, telinga, dan pikiran
kita, maka peluang itu akan terlewat begitu saja!  

Jika kita masih saja ragu untuk melangkah, cobalah untuk melatihnya sedikit demi sedikit. Dan jika kita
sudah yakin, maka segeralah berlari cepat,  keluar dari keterbelengguan kITA !!

Jika sudah seperti ini, maka siapa lagi yang diuntungkan, jika bukan kita sendiri? :-)
TRAUMA MASA LALU

Trauma atau tidaknya seseorang terletak kepada orang tersebut dalam memperlakukan setiap kejadian , terkadang yang tidak bisa mengelola suatu peristiwa menjadi yang diinginkan akan menjadikan sebuah trauma yang membekas dalam diri dan tak pernah dilupakan sepanjang hidupnya. berikut artikel dari seorang sahabat yang cukup menggugah.

Jika Anda mengalami trauma pada masa lalu yang begitu membekas. Trauma ini lantas Anda gunakan sebagai  kambing hitam' atas keterpurukan Anda saat ini. Anda terus terikat dengannya, meski itu menyakitkan.

Bila Anda tak bisa lepas dari trauma, maka coba tanyakanlah hal ini pada diri  Anda:
"Berapa banyak luka lagi yang akan

saya biarkan diderita oleh diri saya
sendiri? Apakah trauma ini pantas
menghancurkan seluruh sisa hidup
saya? Siapa yang berkuasa disini,
diri saya--ataukah trauma?"

Perhatikanlah daun-daun yang mati dan berguguran dari pohon, ia sebenarnya memberikan hidup baru pada pohon.
Bahkan sel-sel dalam tubuh kita pun selalu memperbaharui diri. Segala sesuatu di alam ini memberikan
jalan kepada kehidupan yang baru dan membuang yang lama. Satu-satunya yang menghalangi kita untuk melangkah dari masa lalu adalah pikiran kita sendiri.

Beban berat masa lalu, dibawa dari hari ke hari. Berubah menjadi ketakutan dan kecemasan, yang kemudian pada akhirnya akan menghancurkan hidup Anda sendiri.

ingatlah hanya seorang pemenanglah yang bisa melihat potensi, sementara seorang pecundang sibuk mengingat
masa lalu. Bila kita sibuk menghabiskan waktu dan energi kita memikirkan masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan, maka kita tidak memiliki hari ini untuk disyukuri.

Saat kita merasa sedih dan putus asa, atau bahkan menderita, coba renungkan keadaan di sekitar kita. Barangkali
masih banyak yang lebih parah dibandingkan kita? Tetaplah tegar dan percaya diri, berpikir positif dan optimis,
berjuang terus, dan pantang mundur

Kamis, 08 November 2012

HIDUP ADALAH PANGGUNG SANDIWARA

Kehidupan adalah panggung sandiwara,
dan sandiwara itu sepenuhnya
menceritakan tentang kehidupan umat
manusia.

Maka sepanjang jalan kehidupan kita,
jangan pernah melakukan perbuatan
jahat, atau melakoni peran yang
konyol!


"Kesuksesan hidup tidak ada
hubungannya dengan apa yang Anda
dapatkan atau raih demi diri sendiri.
Kesuksesan hidup berhubungan dengan
apa yang Anda lakukan pada sesama
(untuk orang lain)" - Danny Thomas


sahabatku...

Dalam hidup, orang tak akan peduli
berapa banyak yang kita tahu, hingga
mereka tahu berapa banyak kita peduli
kepada mereka.


Oleh sebab itu kita sering mendengar
bahwa manusia terindah adalah manusia

yang bermanfaat untuk saudaranya, dan
orang lain. 



Seorang ulama mengatakan: 

"Janganlah engkau menunggu kaya 
untuk bersedekah, tapi bersedekahlah
sekarang juga, maka engkau akan
semakin kaya. Sumbangkanlah setiap
kebaikan, berikanlah setiap kasih
sayang, tunjukkanlah keakraban,
bantulah mereka yang memerlukan"


Mari kita belajar memberi

manfaat untuk orang lain... sebelum
diminta!


SEPERTI APA AKHIR HIDUP KITA

Artikel dari seorang sahabat ....:

Mati adalah awal kehidupan. Hidup
adalah pangkal kematian. Hidup dan
mati, datang silih berganti, tidak
ada yang kekal abadi. Itulah hukum
alam yang hakiki. Oleh sebab itu,
jangan takut mati, jangan mencari mati.
Selama hidup, lebih baik bersegeralah
perbanyak kebaikan, syukuri diri
dalam keadaan apapun, dan tahu diri
di manapun. Bebas, lepas, tidak
terikat dan melekat, cerah ceria,
berpikir optimis dan positif setiap
saat, insyaallah hidup senang, mati
tenang. :-)



Kisah Nyata...

Pagi itu seorang pria menjalani
rutinitasnya seperti biasa. Sebagai
seseorang yang mempunyai relasi luas
dan sibuk, ia selalu menyempatkan
diri untuk membaca kolom pengumuman
termasuk juga kolom berita kematian.
Tiba-tiba matanya membaca sebuah
berita, berita yang sangat
mengejutkan dan membuat bulu kuduknya
merinding. Ia sedang membaca berita
kematiannya sendiri.
Pria ini terhenyak, ia lalu bertanya
kepada dirinya sendiri, apakah ia
masih hidup? Apakah saat ini ia ada
di dunia atau di alam baka?
Saat ia menyadari bahwa ada sebuah
kesalahan dalam berita ini, mungkin
karena memiliki nama yang sama,
pastilah redaksi koran ini telah
melakukan kesalahan.
Namun karena rasa penasaran ia pun
melanjutkan membaca berita tersebut.
Ia ingin tahu apa tanggapan orang
mengenai dirinya.
Dalam artikel itu ia disebut dengan
panggilan 'raja dinamit' telah wafat.
Pada bagian lain ia juga disebut
sebagai 'partner dewa kematian'.
Ia terkejut bukan kepalang, apakah
seperti ini dirinya akan dikenang
oleh orang-orang?
Kejadian ini membuka pikirannya, ia
lalu memutuskan bahwa ia tidak ingin
dikenang seperti itu. Ia bertekad
mulai saat itu juga ia akan berjuang
demi kedamaian dan kemanusiaan.
Begitulah akhirnya, pria yang bernama
Alfred Nobel ini dengan tekadnya ia
berusaha hingga pada akhirnya namanya
diabadikan dalam hadiah
perdamaian--yaitu Nobel Prizes.
Bagaimana dengan Anda? Seperti apa
Anda ingin dikenang oleh orang-orang
yang Anda tinggalkan? Warisan apa
yang akan Anda sumbangsihkan demi
mashlahat umat banyak? Apakah
orang-orang akan mengingat Anda
dengan penuh cinta dan rasa hormat?

Mari kita bersegera lakukan sebanyak
kebaikanmulai hari ini, detik ini,
saat ini juga.