“ KEUTAMAAN PERAYAN MAULID RASULULLAH“
MILAD Rasulullah....atau yang umum dikenal dengan Maulid
Nabi, dalam kalender masehi biasanya dinyatakan sebagai hari libur nasional
. Dan Seperti tahun-tahun sebelumnya
Perayaan Maulid berlangsung di
bebarapa tempat, ada yang berlangsung sangat meriah namun ada pula yang
berlangsung sederhana. Perayaan Maulid dibeberapa daerah sudah menjadi tradisi,
bahkan ada yang mengarah ke praktik syirik dengan mengadakan sesajian,
berkurban untuk alam, laut misalkan, pemubadziran makanan atau harta, ikhtilath
atau campur baur laki-laki dan perempuan, praktek yang mengancam jiwa dengan
berdesak-desakan atau rebutan makanan, dan lainnya yang bertentangan dengan
syari’at.
Dibalik semua perayaan yang berlangsung tersebut ada hal yang paling penting kita maknai, agar perayaan itu bukan sekedar seremonial belaka. Peringatan maulid itu dalam rangka mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah saw., mengingat kepribadian beliau yang agung, mengingat misinya yang universal dan abadi, misi yang Allah swt. tegaskan sebagai rahmatan lil’alamin.
Syaikh Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional, mengungkapkan dalam situs beliau:“Ketika kita berbicara tentang peristiwa maulid ini, kita sedang mengingatkan umat akan nikmat pemberian yang sangat besar, nikmat keberlangsungan risalah, nikmat kelanjutan kenabian. Dan berbicara atau membicarakan nikmat sangatlah dianjurkan oleh syariat dan sangat dibutuhkan.”
Dibalik semua perayaan yang berlangsung tersebut ada hal yang paling penting kita maknai, agar perayaan itu bukan sekedar seremonial belaka. Peringatan maulid itu dalam rangka mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah saw., mengingat kepribadian beliau yang agung, mengingat misinya yang universal dan abadi, misi yang Allah swt. tegaskan sebagai rahmatan lil’alamin.
Syaikh Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional, mengungkapkan dalam situs beliau:“Ketika kita berbicara tentang peristiwa maulid ini, kita sedang mengingatkan umat akan nikmat pemberian yang sangat besar, nikmat keberlangsungan risalah, nikmat kelanjutan kenabian. Dan berbicara atau membicarakan nikmat sangatlah dianjurkan oleh syariat dan sangat dibutuhkan.”
Kenyataan saat ini telah
membuktikan, bahwa disebabkan belum bersungguh-sungguhnya kita dalam meneladani
Rasulullah SAW dalam mengarungi perjuangan hidup, maka kehidupan kaum muslimin
saat ini cenderung terperosok menjadi ummat terbelakang, dibandingkan dengan
ummat-ummat lain di hampir semua bidang kehidupan. Oleh karena itu, jika
kondisi kehidupan kita ingin berubah, maka yang harus kita lakukan adalah mau
dan berani merubah kebiasaan hidup kita ini
Imam
Ibnu ‘Atho’illah dalam
kitab Al-Hikam menyatakan :“Bagaimana mungkin keadaanmu akan berubah menjadi
luar biasa, sedangkan kamu belum mau merubah kebiasaan-kebiasaaan hidupmu”. Kebiasaan
mengabaikan teladan Rasulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari ternyata
membawa kita kepada kemunduran derajat hidup, maka jika ingin berubah menjadi
ummat yang maju dan bermartabat, kita harus merubah kebiasaan kita.
Kita harus tinggalkan sikap menyepelekan dan mengabaikan uswahtul hasanah
Rasulullah SAW. Kita harus bersungguh-sungguh dan lebih bersungguh-sungguh lagi
dalam mengenal dan mengikuti teladan Rosulullah SAW dalam hidup ini. Kesungguhan kita dalam mengikuti teladan
Rasulullah SAW secara utuh dalam mengarungi perjuangan hidup ini adalah kunci
menuju kehidupan ummat yang lebih maju dan bertartabat di masa yang akan
datang. Imam Ibnu Atho’illah menyatakan
: “Janganlah kamu membanggakan warid yang belum kamu ketahui buahnya.
Sesungguhnya yang dimaksudkan dengan adanya awan itu bukanlah hujan.
Sesungguhnya yang dimaksudkan dengan adanya awan adalah wujudnya buah-buah
pepohonan”.
Alhamdulillah jika kita dapat menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad
SAW dengan meriah. Namun hendaknya jangan terlalu bangga dahulu. Sebab
terselenggaranya acara itu baru ibarat awan. Meriahnya suasana baru laksana
hujan. Bagaimana dengan buahnya ?. Sudah wujudkah ?. Buahnya adalah “Mutiara
hikmah dan perubahan”. Perubahan menjadi lebih baik. Lebih utuh dan lebih
bersungguh-sungguh dalam meneladani Rosulullah SAW dalam seluruh sisi kehidupan
kita. Kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan dunia.
Rasullah SAW adalah rahmat bagi semesta alam, kebaikan dan keberkahannya tidak
hanya didapatkan oleh orang-orang yang semasanya dan tidak pula berakhir dengan
wafatnya. Nabi Muhammad SAW, Allah SWT
berfirman, " dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu
(menumbuhkan) kententraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar, maha
mengetahui." (Qs. At-Taubah: 103).
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan (perantaraan) Nabi-Mu, nabi pembawa
rahmat, Nabi Muhammad, shalawat atasnya dan atas keluarganya. Allahumma
shali 'ala Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wasalam
(maret 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat