Berbisnis dengan Prinsip Rasul SAW
Muhammad SAW terkenal
sebagai saudagar yang sukses. Sepanjang karirnya sebagai pedagang nabi selalu
untung. Apa rahasianya? Berikut adalah lima hal yang selalu dipraktikan Nabi
dalam berdagang:
- Tidak berbohong dan
menipu mengenai barang yang akan dijual.
2. Kepada pelanggan yang tak mampu membayar
kontan hendaknya diberi waktu untuk melunasi. Bila betul-betul tidak mampu
membayar setelah masa tenggat pengunduran maka ikhlaskan.
3. Menjauhi sumpah palsu untuk mengelabui
pembeli.
4. Selalu benar dalam timbangan dan takaran.
5. Tidak melakukan monopoli dalam perdagangan.
Menurut Nabi, modal
berdagang yang sebenarnya adalah kejujuran dan keadilan dalam transaksi. Begitu
pentingnya prinsip kejujuran dalam berdagang, sampai-sampai Nabi bersabda,
seperti diriwayatkan oleh Abu Sa’id, bahwa orang yang jujur dalam berdagang,
kelak di Hari Kiamat, akan dimasukkan dalam golongan para nabi, orang-orang
jujur dan para syuhada.
Muhammad Rasulullah,
Nabi kita tercinta, adalah seorang saudagar ternama pada zamannya. Bahkan sejak
usia muda, beliau dipandang sebagai sudagar sukses. Disadari atau tidak sukses
tersebut tidak lepas dari aktivitas marketing yang diterapkannya --yang tak
cuma ampuh tapi juga sesuai syariah dan, tentu saja, penuh ridlo dari
Allah. Inilah empat tips marketing a la
Nabi, yang dikutip dari sumber niriah .com , adalah sebagai berikut :
1. Jujur adalah Brand
Saat berdagang Nabi Muhammad SAW muda dikenal dengan julukan Al Amin (yang terpercaya). Sikap ini tercermin saat dia berhubungan dengan customer maupun pemasoknya.
Saat berdagang Nabi Muhammad SAW muda dikenal dengan julukan Al Amin (yang terpercaya). Sikap ini tercermin saat dia berhubungan dengan customer maupun pemasoknya.
Nabi Muhammad SAW
mengambil stok barang dari Khadijah, konglomerat kaya yang akhirnya menjadi
istrinya. Dia sangat jujur terhadap Khadijah. Dia pun jujur kepada pelanggan.
Saat memasarkan barangnya dia menjelaskan semua keunggulan dan kelemahan barang
yang dijualnya. Bagi Rasulullah kejujuran adalah brand-nya.
2. Mencintai Customer
Dalam berdagang Rasulullah sangat mencintai customer seperti dia mencintai dirinya sendiri. Itu sebabnya dia melayani pelanggan dengan sepenuh hati. Bahkan, dia tak rela pelanggan tertipu saat membeli.
Dalam berdagang Rasulullah sangat mencintai customer seperti dia mencintai dirinya sendiri. Itu sebabnya dia melayani pelanggan dengan sepenuh hati. Bahkan, dia tak rela pelanggan tertipu saat membeli.
Sikap ini mengingatkan
pada hadits yang beliau sampaikan, "Belum beriman seseorang sehingga
dia mencintai saudaramu seperti mencintai dirimu sendiri."
3. Penuhi Janji
Nabi sejak dulu selalu berusaha memenuhi janji-janjinya. Firman Allah, "Wahai orang-orang yang beriman penuhi janjimu." (QS Al Maidah 3).
Dalam dunia pemasaran,
ini berarti Rasulullah selalu memberikan value produknya seperti yang
diiklankan atau dijanjikan. Dan untuk itu butuh upaya yang tidak kecil. Pernah
suatu ketika Rasulullah marah saat ada pedagang mengurangi timbangan. Inilah
kiat Nabi menjamin customer satisfaction (kepuasan pelanggan).
- Segmentasi ala Nabi
Nabi pernah marah saat melihat pedagang menyembunyikan jagung basah di sela-sela jagung kering. Hal itu dengan Nabi, saat menjual barang dia selalu menunjukkan bahwa barang ini bagus karena ini, dan barang ini kurang bagus, tapi harganya murah.
Pelajaran dari kisah
itu adalah bahwa Nabi selalu mengajarkan agar kita memberikan good value untuk
barang yang dijual. Sekaligus Rasulullah mengajarkan segmentasi: barang bagus
dijual dengan harga bagus dan barang dengan kualitas lebih rendah dijual dengan
harga yang lebih rendah.
Marilah
kita semua mengikut pada semua sunnah yang diajarkan rasulullah SAW, termasuk
dalam berbisnis agar kita masuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung,
wallahu alam bishowab
(Februari 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat