SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT

Jumat, 07 September 2012

RESENSI FILM NASIONAL...

AKU BUKAN ZAHRANA

Zahrana adalah sosok wanita yang tegar, mandiri, namun dengan takdir sebagai manusia tak lepas dari ujian hidup. Dimana ujian dari Allah SWT yang tak semua orang menerima ujian yang diterima oleh zahrana, yaitu jodoh, belum menikah di usia kepala 30 lebih. Namun dengan sabar dan berusaha melupakan zahrana terus berprestasi di dunia pekerjaannya.  Takdir adalah takdir, yang bukan secara pribadi dirasakan oleh yang merasakan ujian itu, namun juga takdir itu berimbas kepada orang-orang terkasih yang ada di sekirar zahrana, dimana orang tua zahrana merasa malu karena memiliki anak yang belum menikah di usia 35 tahunan, apalagi zahrana tinggal di desa, yang notabene diusia belasan tahun sudah menikah bahkan sudah punya anak dan extremnya lagi sudah cerai berkali-kali, dan menikah berkali-kali tentunya. Dari sisi zahrana sudah bisa menerima takdir dan ujian ini dengan sabar dan ikhlas, serta berusaha menghalau gundah, galau, dan resah serta sepinya dengan cara berkarir dan mengukir prestasi di tempat pekerjaannya, namun apakah itu dapat mengusir gundah dari orang tuanya akan takdir dan ujian zahrana? Tentu saja tidak bisa, karena yang namanya orang tua juga merasa kasihan dengan sang anak yang belum menjemput jodoh diusia tuanya, bahkan keinginan menimang cucu menjadi harapan dan asa dari orang tua, sehingga akhirnya prestasi yang diukir dengan gemilang di dunia pekerjaannya yang dulu menjadi kebanggan orang tua kini sudah tidak ada artinya lagi, bahkan menjadi kambing hitam penyebab jodoh lama datang, banyak laki-laki takut menikahi karena jenjang pendidikan yang tinggi, gaji yang besar, jabatan yang tinggi, dan banyak lagi, sehingga hal ini dapat melunturkan keikhlasan sang anak yang sudah berusaha sabar akan ujian ini, dan sudah berusaha keras menghalau gundah dan sepi dengan mencari ibadah lain selain menikah agar hati terhibur dan tetap iklas dengan takdir menjadi semakin gundah. Memang hal ini sering terjadi di zaman sekarang, di saat yang menerima jodoh berusaha sabar, ikhlas dan ikhtiar dalam penantian jodoh, justru pihak keluarga, tetangga, kawan atau teman berusaha memojokkan, sehingga menggoda hati untuk protes kepada pemberi takdir, biarkan semuanya mengalir mengikuti sunatullah, bantu doa dan hiburan agar ujian semakin mudah dan ringan , karena tidak semua orang mendapat ujian seperti itu, hanya orang yang kuat, dan allah swt nilai mampu dengan ujian ini akan diberikan, dan tentunya balasannya adalah surga, bahkan semoga siapapun yang mendapat ujian berupa jodoh yang belum datang, anak yang belum hadir, serta rezeki yang belum singgah diberikan kekuatan, kesabaran, dan dapat keluar sebagai pemenang dengan waktu yang paling indah, dijauhi dari kekufuran, serta di segerakan mendapatkan jodoh yang paling bagus, anak yang sholeh dan sholehah serta rezeki halal dan berlimpah amin.

Begitupin akhirnya yang dialami zahrana, dengan kesabaran dan ujian yang dialaminya, banyak yang datang mau melamar zahrana, namun yag namanya hati tidak bisa dibohongin, hanya satu syarat mutlak yang harus dipenuhi zahrana yaitu orang itu harus sholeh, minimal bisa membaca alquran merupakan syarat yang sudah diturunkan zahrana asal orang tuanya senang, zahrana rela menikah agar tidak membebani orang tuanya. Bahkan zahrana harus rela kehilangan pekerjaan nya karena menolak lamaran dekan yang istrinya sudah 3, dan akhirnya lebih memilih pekerjaan mengakar les privat, sampai akhirnya dari dosen menjadi guru di pesantren, dan tentu saja orang tuanya terutama ayahnya tidak setuju dengan pilihan pekerjaan zahrana.

Atas saran teman, zahrana meminta kepada istri kiyai di pesantren untuk mencarikan jodoh zahrana, bagaimanapun dia yang penting sholeh, dan dipilihkan, karena tentunya istri kiayi akan memilihkan orang yang tidak sembarangan. Akhirnya ada seorang pria lulusan aliyah, duda, anak 3, dengan pekerjaan tukang krupuk yang menjadi pilihan istri kiyai untuk zahrana, dan zahrana tetap sanggup menerima sang pria, walau sang pria minder dengan status zahrana yang pintar dengan banyak prestasi. Dan dengan gaya taaruf yang alami semua berjalan dengan hati bersemi di hati zahrana, dimana tukang kerupuk diminta berjualan ke daerah rumah zahrana, dan nanti bila ada tukang kerupuk yang lewat rumah zahrana, maka zahrana akan membeli kerupuk dan bebas bertanya Papun kepada tukang kerupuk tersebut, karena tukang kerupuk tidak diberi tahu kenapa harus berjualan di daerah tersebut.  Singkat cerita dengan semangat yang tinggi, zahrana sudah menyiapkan dompet dan berdandan rapi untuk membeli kerupuk, akhirnya tukang kerupuk lewat juga, namun pas zahrana melihat tukang kerupuk tersebut semangatnya mengendur karena tak bisa dibayangkan usia tukang kerupuk tersebut cukup jauh alias setengah tua, dengan langkah gontai dan sedih, zahrana menelepon sang teman, dan tidak semangat untuk meneruskan ke jenjang yang lebih jauh, namun sang teman memberikan semangat bahwa siapa tahu bukan dia tukang kerupuk yang dimaksud, apalagi zahrana tidak sempat menanyakan nama sintukang kerupuk itu. . Tidak lama kemudian lewat lagi tukang kerupuk lain, dan wajah muda sedikit diatas zahrana, dan setelah ditanya namanya, sesuai dengan nama yang diberi oleh istri kiyai.  

Singkat cerita, kedua pihak sepakat menentukan hari pernikahan, undangan sudah disebar, janur kuning sudah dipasang, kabar buruk datang, calon suami zahrana tertabrak kereta, tak lama kemudian ayah zahrana kaget dan sakit jantungnya kambuh dan dilarikan Ke rumah sakit, meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Zahrana pingsan dan dibaws ke rumah sakit. Dalam satu malam 2 orang yang disayangi zahrana dipanggil yang Maha Kuasa.

Dengan bantuan psikiater, bulan demi bulan membantu pemulihan fikiran zahrana, akhirnya zahrana kembali sehat dari traumanya. Dan ternyata dokter yang membantu penyembuhannya adalah ibu dari anak didik zahrana yang umurnya lebih muda dai zahrana, dan ketika sang dokter datang menemui untuk meminta zahrana menjadi menantunya, dan dengan berlinang air mata zahrana menerima lamaran dengan syarat pernikahan dilaksanakan hari itu juga di malam harinya, awalnya sang ibu merasa terlalu cepat, namun karena zahrana sudah trauma dan tidak ingin masa lalunya terjadi lagi. Karena baginya sebuah kebaikan harus disegerakan dan jangan ditunda, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Dan akhirnya jodoh zahrana datang, alhamdulillah....






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat