SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT

Senin, 26 Februari 2018

_*Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh*_

_*Semangat Pagi*_

_*HIDUP INI ADALAH HARI HARI MENANTI AJAL*_


~~   Memang tidak banyak orang yang suka bicara kematian dengan berbagai alasan yang melatar belakangi.
Walau ternyata ajal tidak km memandang usia, tidak ada kompromi tentang urusan itu ketika sudah Alloh tetapkan.
Ada yang merasa takut bicara kematian karena merasa belum siap, ada juga yang saat bicara kematian minta kalau bisa jangan mati dulu karena masih banyak tanggung jawab terhadap keluarga seperti anak masih kecil kecil, ada juga enggan bicara kematian karena merasa masih banyak melanggar perintah Alloh Ta'ala dan belum banyak beramal sholeh, bahkan ada yang mengatakan jangan dululah kalau bisa karena masih banyak cita cita dalam hidup belum tercapai.

Tetapi kenyataannya ketika saat kematian telah tiba semua alasan yang dikemukan tersebut tidak ada artinya karena tidak mampu menahan ajal walau sesaat juga sebab janji harus ditepati waktu telah sampai tidak bisa dimajukan dan ditunda lagi pada saat kematian menjemput.

Alloh Ta'ala, berfirman:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلٰقِيكُمْ  ۖ  ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُون
َ
"Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kalian lari dari padanya, ia pasti menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada (Alloh), Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan."
(QS. Al-Jumu'ah 62: Ayat 8)

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ  ۗ  ...

"Di mana pun kalian berada, kematian akan mendapatkan kalian, kendatipun kalian berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh...
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 78)

Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 163).

Jadilah mukmin yang cerdas, yaitu cerdas bahwa perlu persiapan bekal untuk hidup setelah kematian.
Sadar bahwa kehidupan yang merupakan rahmat Alloh ini akan berakhir. Kematian akan menghampiri siapa saja, dimana saja, kapan saja, dan bagaimanapun keadaannya.
           
Terkadang selalu beranggapan bahwa waktu itu masih jauh jaraknya. Sebagian orang justru beranggapan bahwa kematian itu sangat menakutkan. Ironisnya, mereka bukan mempersiapkan diri, sebaliknya malah menjauhi pembicaraan hal-hal yang bersifat maut.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rosululloh, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259.

Alloh Ta'ala, berfirman:

...  وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰى  ۚ  وَاتَّقُونِ يٰٓأُولِى الْأَلْبٰبِ

...Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 197)

Kematian adalah hak prerogratif Alloh Ta'ala. Yang perlu dipikirkan dan diupayakan adalah bagaimana nantinya kita mati? Coba bayangkan seandainya di akhir hidup kelak kita mati dalam kemaksiatan. Bagaimana kita mati adalah tolok ukur prestasi dihadapan Alloh. Bagaimana kita mati menjadi tolok ukur penentu kehidupan di alam keabadian kelak. Apa saja yang akan kita siapkan?           
Bekal yang perlu dipersiapkan bukanlah kekayaan, kekuatan fisik, pangkat, kedudukan, banyaknya pengikut, dan hal-hal keduniaan lainnya. Maka sebaik baik bekal itu adalah Taqwa, karena Taqwa itu tempatnya di surga.

Wallohu a'lam bish showab.

*Selamat menunaikan ibadah sholat subuh semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat