SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT

Rabu, 11 Januari 2012

Nuansa Alam Candi Gedong Songo

Sebuah artikel lengkap tentang candi gedong songo...semoga bermanfaat...


Kompleks wisata Candi Gedong Songo terletak sekitar 1.200 meter DPL di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Jika dari Bandungan, ambil arah ke barat sejauh kurang lebih 15 km.
Jalan menuju obyek ini sangat terjal dan berkelok. Tapi kita akan diganjar oleh pemandangan mantab dan keren kota Ambarawa dan Rawa Pening dari atas. Jika cuaca cukup cerah, gunung kembar Sindoro dan Sumbing pun akan terlihat.
Jangan sekali-kali menuju ke tempat wisata ini jika kendaraan ndak dalam kondisi fit. Tanjakan sebesar 30°-40° akan menghajar mesin. Belom lagi tikungan tajam dan berkelok membuat mesin harus bekerja ekstra.
Bahkan ketika saya turun dengan kondisi gigi netral dan mesin sengaja saya matikan untuk menghemat bensin, dalam beberapa detik speedometer menunjukkan angka 60 km/jam dan terus bertambah jika saya ndak ngerem.
Kata “Gedong Songo” berasal dari bahasa Jawa “Gedong” yang berarti bangunan dan “Songo” yang berarti sembilan. Dulunya, nama kompleks candi ini disebut “Gedong Pitu” alias Gedong Tujuh, karena saat pertama kali ditemukan oleh Gubernur Jendral Raffles tahun 1740, ada 7 candi. Kemudian ditemukan lagi 2 bangunan candi sehingga disebut dengan “Gedong Songo”.
Meski namanya Gedong Songo, namun cuma 5 candi saja yang masih berdiri kokoh. Empat candi lainnya cuma tertinggal puing. Semua candi ini terletak menyebar di beberapa bukit ke atas, dengan urutan candi nomor satu berada di paling bawah, kemudian berurutan hingga ke atas.
Selain candi, di kompleks obyek wisata ini terdapat taman bermain dengan berbagai fasilitas pemainan, hutan pinus yang nyaman untuk berekreasi dengan keluarga, ladang-ladang sayuran milik penduduk sekitar, serta bumi perkemahan. Tak jarang pula, pendakian ke puncak Gunung Ungaran juga dimulai dari kompleks ini.
Dengan tiket masuk seharga 5000 rupiah kita bisa menikmati berbagai keindahan di lokasi ini sepuasnya.
Begitu masuk gerbang, jalanan menanjak langsung menyambut.kalau jalan kaki cukup ngos-ngosan juga, padahal candinya aja belum terlihat.
Untuk menuju ke candi, kita dapat mengikuti jalan setapak yang sudah disemen. Ada 2 jalur, lewat barat atau lewat utara. Bila ingin mengikuti urutan candi, ambillah jalan ke utara alias naik. Saya pun mengambil jalur yang ke utara.
Belum sampai ke candi yang pertama, kita akan ditawari menunggang kuda untuk melahap jalan menanjak  itu. Ongkos sewanya sekitar 50.000 rupiah, tapi bisa lebih murah jika kita pandai menawar.

CANDI GEDONG SATU
Candi Gedong Satu
candi pertama. Candi ini hanya terdiri atas sebuah candi saja. Tetapi ditengarai ada candi perwara, dengan melihat puing-puing di sekitar candi ini.
Bentuk atap candinya terdiri atas 3 tingkat. Masing-masing tingkat dihiasi oleh segitiga-segitiga dengan ukiran yang cantik. Yang unik, di dalam candi pertama ini, kita dapat menemukan Yoni namun tanpa Lingga.
tidak ada arca satu pun di candi ini. Setiap sisi candi hanya terdapat relung-relung kosong. Kondisi bangunan candi pun cukup memprihatinkan karena banyak batuan yang rapuh dan rusak.
Perjalanan ke candi kedua. Jalanan panjang menanjak. Dari kejauhan, keempat candi lainnya pun mulai terlihat. Masing-masing berdiri di bukit-bukit yang berbeda. Perjalanan masih panjang, bung! #:-S
CANDI GEDONG DUA
Candi Gedong Dua
Setelah melalui perjuangan panjang, tiba di candi kedua. Candi kedua ini juga terdiri atas sebuah candi saja. Namun kita juga dapat menemukan puing-puing yang ditengarai merupakan candi perwara. Candi ini kondisinya yang paling baik di antara candi-candi lainnya.
Atapnya tersusun atas 4 tingkat, dengan stupa di tiap ujungnya dan hiasan Antefix di tengah-tengah sisinya. Antefix adalah ukiran seorang dewa dalam posisi bersila yang berada di dalam segitiga berukiran pot dengan sulur-sulur daunnya.
Hiasan Antefix pada Candi Gedong kedua
Dari candi kedua, untuk menuju candi ketiga jaraknya sangat dekat. Tanjakannya cukup terjal namun pendek, sehingga ndak begitu menyiksa kaki. #:-S
CANDI GEDONG TIGA
Candi Gedong Tiga
Ada 3 bangunan candi di kompleks candi ketiga ini. Sebuah candi perwara di samping candi utama dan sebuah bangunan semacam ruang penyimpan di depan candi utama.
Atap candi utama terdiri atas 4 tingkat dengan hiasan stupa dan Antefix, atap candi perwara teridiri atas 3 tingkat dengan hiasa stupa dan Antefix, serta bangunan di depan candi utama yang beratap stupa berderet 3 buah.
Candi utama pada kompleks ini satu-satunya candi yang menggunakan hiasan Makara pada tangga pintu masuknya. Selain itu arca-arcanya masih lengkap mengisi tiap relung pada tiap sisinya.
Arca Mahakala dan Nadiswara
Di pintu masuk candi utama, kita dapat menemukan arca Mahakala dan Nadiswara. Kemudian di sisi utara, timur, dan barat masing masing berisi arca Dewi Durga Mahesasuramardhani, Ganesha, dan Agastya.
Arca Dewi Durga - Ganesha - Agastya
Susunannya sama persis dengan susunan arca pada Candi Sambisari di Jogja! ;)
Namun pada candi perwara, arca-arca ini tidak ditemukan dan hanya tersisa relung-relungnya saja.
 candi keempat dan kelima dipisahkan oleh sebuah lembah di seberang sana.
Tapi tunggu dulu, bau apa ini? :-& Saya pun menengok ke arah lembah yang memisahkan bukit tempat candi ketiga dan keempat berada.
MATA AIR PANAS
Sumber Mata Air Panas Berbelerang
 Ternyata ada sumber mata air panas di lembah tersebut dan bau busuk menyengat itu adalah bau belerang dari mata air panas ini!
 penasaran dan menuruni bukit menuju ke lembah. Bau belerang semakin menyengat. Konon mata air ini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.
Mata air panas di Gedong Songo ini konon adalah mata air terpanas di antara 3 mata air panas lain di Gunung Ungaran ini. Suhu uap dan air pada mata air ini mencapai 80°-an Celcius, sedangkan 2 mata air panas lainnya sekitar 40°-an Celcius.
Ada cerita di balik mata air panas ini. Konon mata air ini dijaga oleh makhluk bernama Nyai Gayatri, arwah perempuan asal Pulau Dewata. Nyai Gayatri adalah salah satu dayang dari Raja Sima. Setelah meninggal, arwah Nyai Gayatri mendiami mata air ini.
Nyai Gayatri adalah seseorang yang gemar menolong sesama. Sampai meninggal pun, Nyai Gayatri masih suka menolong. Salah satunya adalah dengan membantu menyembuhkan penyakit bagi orang yang mandi di mata air ini.

CANDI GEDONG EMPAT
Candi Gedong Empat
Candi keempat ini mempunyai keunikan tersendiri. Ditengarai ada 8 candi perwara yang mengelilingi candi utama. Ini bisa dilihat dari puing-puing yang berformasi 2 candi di samping kanan-kiri, sebuah di belakang, dan 3 buah di depan candi utama.
Atap candi utama terdiri atas 4 tingkat, di mana masing-masing tingkat terdapat hiasan stupa. Pada dinding candi utama di sebelah selatan, terdapat sebuah arca yang ndak jelas arca siapa.
Di antara candi keempat dan kelima, terdapat tanah lapang luas yang sering digunakan untuk mendirikan tenda. Saya menemukan sisa-sisa pembakaran api unggun di sekitar lapangan ini.
CANDI GEDONG LIMA
Candi Gedong Lima
Melalui lapangan yang terbentang di antara candi keempat dan kelima yang cukup landai, sampailah kita di candi terakhir.
Bentuk candi kelima ini mirip dengan candi keempat. Atap 4 tingkat dengan hiasan stupa, serta puing-puing candi perwara di sekitar candi utama.
Ada yang unik di salah satu puing candi perwara. Ada bagian yang tersusun lucu, tapi setelah diamati, bagian tersebut adalah bagian dinding candi. Walau terlihat cuma seonggok gitu, bagian ini cukup kokoh berdiri.
Sepanjang jalan ini, kita akan melewati ladang-ladang milik penduduk sekitar yang ditanami berbagai macam sayuran dan bunga selain hutan pinus, sehingga selama melewati jalan setapak ini pemandangannya begitu elok.
Saya baru menyadari, bahwa semua candi ini memiliki pola yang sama, yaitu semuanya menghadap ke barat!
CERITA RAKYAT
Ada cerita rakyat yang menyelimuti kompleks candi bercorak Hindu ini. Konon Gunung Ungaran tempat candi ini berada dibawa oleh Hanoman, anak dewa berwujud kera putih ini, untuk menimbun Dasamuka.
Dalam cerita Ramayana, Dasamuka yang ndak bisa mati ini menculik Dewi Sinta, istri Rama. Dalam perang merebut Dewi Sinta dari tangan Dasamuka, Dasamuka ndak bisa mati walau berbagai senjata sudah menghujam tubuhnya. Hanoman pun kemudian mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka.
Masyarakat sekitar percaya, jika mendengar suara desis atau bergejolak, itu adalah suara Dasamuka. Padahal sebenernya suara-suara itu muncul akibat aktivitas vulkanik yang aktif.
Ada lagi cerita soal Raja Sima. Raja Sima, merupakan raja yang pernah berkuasa di tanah Jawa. Konon ketika Raja Sima menemui masalah, dia selalu merenung dan menemukan solusinya di kompleks candi ini.
Menurut informasi yang saya peroleh, konon di kawasan candi yang bersuhu sekitar 20° Celcius ini ternyata memiliki kekuatan bio energi terbaik di Asia. Bahkan bio energi di kompleks ini lebih baik dari Pegunungan Tibet atau pegunungan di Asia lainnya.
Berlibur ke tempat ini, selain menambah wawasan budaya juga mampu memberi kesegaran karena panorama dan hawa sejuk yang ada.
Menilik sejarah, candi ini ndak ada yang tau secara pasti siapa yang membangun. Tetapi melihat dari bentuk arsitekturnya, diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-9 oleh Wangsa Syailendra, walau ada versi lain yang menyebutkan dibangun oleh Raja Sanjaya.
Menurut fungsinya, diperkirakan candi ini digunakan selain untuk pemujaan juga digunakan untuk pemakaman.
Candi Gedong Songo, selain memberikan wawasan budaya, keindahan alamnya bisa menjadi alternatif lokasi wisata anda. ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat