Seketika bunyi sms terdengar masuk ke hp bu Jos,triiit....triiiit...triiiiit...
isinya kira-kira begini "aku merasa tidak semangat dan demotivasi, kalau diperlakukan seperti itu."


Hari ini, Bu Jos banyak komunikasi pada staff yang lain, karena memang banyak informasi yang harus digali, sedangkan pada mba staff, Bu Jos sudah berbincang tentang kesehatan dan pesan-pesannya untuk meminum obat yang dari dokter. Mungkin perhatian ini masih kurang dalam dosis mba staff, sehingga akhirnya hadirlah sms ini.
Karena merasa justru dirinya yang dipersalahkan, dan sebagai seorang pemimpin Bu Jos juga tidak mau semena-mena dengan jabatannya, apalagi akhir-akhir ini Bu Jos dihadapkan dengan membuat naskah mengenai kepemimpinan seorang Rasulullah SAW, maka Bu Jos merasakan sulit sekali menjadi seorang pemimpin yang dicintai oleh bawahannya, perlu perjuangan besar dan mengorbankan kepentingan pribadi untuk menarik hati dan simpatik bawahannya, apalagi semua dilakukan harus dengan keikhlasan. Dengan berat hati, walau mba staff tidak membalas smsnya, akhirnya Bu Jos kembali meng-sms mba staff, karena merasakan bahwa sms dari mba staff memang benar-benar ditujukan untuk Bu Jos, maka akhirnya Bu Jos menulis sms berikut:
" Mba, yang mba maksud siapa? saya ya?, kalau saya yang salah, saya minta maaf. Justru seharusnya sayalah yang harus merasakan demikian, tapi saya tidak bisa spt itu mba, justru saya harus selalu termotivasi dan semangat". Kini sms itu pun tidak dibalas, dan Bu Jos tidak menunggu balasan lagi, karena bagi Bu Jos menulis sms itu lebih bijaksana dari pada Bu Jos berterus terang mengapa mba staff bisa merasakan hari ini Bu Jos jauh dari mba staff, karena kalau Bu Jos menceritakan sebab-sebabnya tentu mba staff akan semakin down dan merasa dijauhkan oleh Bu Jos, padahal sebenarnya tidak demikian.
Tidak lama kemudian ketika Bu Jos membutuhkan data pekerjaan dengan mengkoordinasi ke berbagai pihak, tanpa diminta mba staff ini mengajukan diri untuk membantu Bu Jos dalam menyediakan data, Alhamdulillah akhirnya berbuah manis, terlihat mba staff tersenyum dan senang karena sudah bisa mengambil hati Bu Jos, karena beberapa jam sebelumnya Bu Jos memang tidak banyak bertanya pada mba staff, karena memang tidak ingin membuat mba staff sibuk, dan tidak mau membuat repot mba staff. Semoga selalu indah di setiap peristiwa.
Kesimpulannya adalah bahwa menjadi pemimpin itu perlu keahlian dan keterampilan. keahlian menata hati dan keterampilan dalam berkomunikasi. Tidak ada yang pernah salah apabila mencontoh sikap dan sifat Rasulullah dalam memimpin, Selamat menjadi pemimpin yang memimpin dengan keindahan akhlak Rasulullah SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat