ENAM
JURUS JAGA DIRI PASCA RAMADHAN
Perayaan lebaran pasca
Ramadhan diperingati dengan suka ria dan kegembiraan seakan euforia yang
tidak terbendung, segala letih, penat, tawadhu, dan khusyu selama ramadhan
seakan sirna ditengah kemeriahan hari raya lebaran yang sudah berubah menjadi
arena parade peragaan busana sekaligus kuliner yang bermutasi menjadi tradisi
nasional. Nasehat khatib lebaran “Ied bukanlah bagi mereka yang memakai baju
baru, tetapi bagi mereka yang taatnya bertambah“ hanya sekedar lewat di
telinga dan tak pernah mampir di hati akankah kita kehilangan ruh dan spirit
Ramadhan?
Ramadhan mendidik kita
selama satu bulan dalam berpuasa, menahan jiwa dan raga, tidak makan, minum,
menahan pandangan, dan segala nafsu yang bisa mengurangi pahala puasa atau
bahkan membatalkan puasa. Semuanya telah dikerjakan termasuk shalat tarawih,
dhuha, tahajjud, dan ibadah lainnya termasuk silaturrahim pun telah dikerjakan.
Semua dilakukan untuk bisa mencapai kualitas taqwa seperti yang Allah
perintahkan dalam surat Al-Baqarah:183, yang artinya “Wahai orang-orang yang
beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa.“
Ada satu hal paling
mendasar yang harus menjadi bahan refleksi bagi kita semua, yaitu pertanyaan-pertanyaan
berikut: seberapa membekaskah Ramadhan kemarin bagi jiwa-jiwa kita?, Apakah
semua yang kita lakukan itu, bisa merubah hidup kita menjadi pribadi yang lebih
baik?, Apakah satu bulan berpuasa bisa menjaga 11 bulan yang siap menghadang di
depan?, Apakah ibadah-ibadah, amal-amal kebaikan yang kita lakukan dapat kita
pertahankan secara konsisten baik secara kualitas ataupun kuantitas?, Apakah
gemericik keindahan Ramadhan bisa tetap kita rasakan di bulan-bulan lainnya?,
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang paling mendasar dan harus kita renungkan bagi
diri kita setelah melewati bulan Ramadhan. Jangan sampai satu bulan yang kita
kerjakan kemarin tak berdampak sedikitpun bagi kualitas perbaikan diri kita. Nauzubillah
mindzalik, jangan sampai kita
menjadi orang-orang yang merugi. Seperti apa yang dikatakan Rasulullah SAW, “Orang-orang
yang merugi adalah ia yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dan yang hari
esoknya lebih buruk lagi dari hari ini.“
Apakah kita semua mau
menjadi orang-orang yang merugi itu? Berikut ini jurus untuk menghindari
kerugian dan sekaligus bisa menjaga ruh dan spirit Ramadhan kita:
Jurus Pertama : Shoum Syawal.
Sebagai langkah awal untuk menjaga ruh dan spirit
Ramadhan, Rasulullah SAW mengajarkan shoum Syawal sebagaimana sabda
beliau: "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya
dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa
selama satu tahun. (HR. Muslim)
Jurus Kedua:
Menjaga Shalat Berjamaah.
Bila di bulan Ramadhan kita
senantiasa melaksanakan shalat berjamaah di masjid atau mushala bagi laki–laki
dan di rumah untuk perempuan setidaknya
itu bisa berlanjut pada bulan-bulan berikutnya. Sholat jamaah merupakan barometer kualitas keimanan kita.
Jurus Ketiga: Membiasakan Diri Qiyamullail.
Jurus Ketiga: Membiasakan Diri Qiyamullail.
Shalat Tarawih pada
bulan Ramadhan merupakan bagian dari shalat malam yang harus dilanjutkan pada
bulan lainnya. "Rahmat Allah akan diturunkan ke bumi pada setiap malam
ketika malam pada bulan Ramadhan tinggal sepertiga terakhir. Dia berkata,
kemana hamba-Ku yang berdoa, akan Aku kabulkan doanya. Kemanakah hamba-Ku yang
meminta, Aku akan penuhi permintaannya. Kemana pula hamba-Ku yang beristigfar,
Aku akan ampuni dosanya." (HR Bukhari Muslim).
Jurus Keempat : Tadarus Al Quran
Kebiasaan tadarus Al Quran hendaknya senantiasa
bertambah sesudah Ramadhan. Perlu ditingkatkan juga tartil dan tahsinnya
sebab dalam hadits disebutkan "Orang yang membaca Al Quran dan ia mahir
(membaca dengan tartil) akan bersama para malaikat yang mulia dan taat (di
akhirat). Sedangkan, seseorang membaca Al Quran dan ia merasa susah dalam
membacanya, tetapi ia selalu berusaha, ia akan mendapat dua pahala." (HR
Bukhari Muslim).
Jurus Kelima: Menjadi Pribadi Yang Jujur .
Jurus Kelima: Menjadi Pribadi Yang Jujur .
Ramadhan telah mendidik kita menjadi pribadi yang jujur. Dalam hadits riwayat Bukhari Nabi Muhammad SAW bersabda ”Barangsiapa
yang berpuasa tetapi tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta, maka Allah
tidak membutuhkan lapar dan haus (puasanya).”
Jurus
Keenam : Gemar Berinfaq dan Bershadaqoh .
Ramadhan menyalakan
spirit infaq dan shadaqoh, maka hal ini harus selalu kita jaga. "Perumpamaan orang yang
menginfakan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh
tangkai yang pada tiap-tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan
bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui."
(QS Al-Baqarah [2]: 261). Wallahu a'lam.
(jos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat