CINTA NAN FITRI YANG TIADA PERNAH HENTI
Sejenak mari kita
meluangkan waktu untuk kembali ke masa silam saat menikmati pesta lebaran? Apa
yang teringat dalam memori kita? Hidangan lebaran beraneka ragam, baju baru,
angpau dari sanak saudara? Atau kartu lebaran yang dikirim oleh sahabat dan
kerabat dari jauh. Berkembangnya teknologi membuat rasa silahturrahim semakin
kehilangan maknanya, cukup dengan mengirim sms basa basi berbungkus doa, sekali
kirim bisa terforwad ke ratusan nomor, tanpa harus berkumpul untunk sekedar
berbagi kisah dalam acara keluarga. Sedikit demi sedikit ruh
'Idhul Fitri yaitu silahturahim perlahan menghilang. 'Idhul Fitri adalah
momen yang sangat tepat untuk kita membangun silahturahim dan hal ini
diperintahkan Rasulullah SAW sendiri, sebagaimana yang disampaikan oleh Imam As-Syaukani berkata: "Ketahuilah bahwasanya
Nabi SAW terus-menerus mengerjakan dua shalat 'Ied ini dan tidak pernah
meninggalkannya satu pun dari beberapa 'Ied. ”Nabi SAW memerintahkan ummatnya
untuk keluar pada hari 'Ied, hingga menyuruh wanita, gadis-gadis pingitan dan
wanita yang haid. Tahukah kita mengapa wanita haid pun diperintahkan untuk
keluar/hadir pada saat sholat 'ied? Tak lain agar ikut serta dalam
silaturrahim.
Begitu pentingnya silahturahim sampai rahmat dan kasih sayang Allah SWT
akan menjauh bila tali silaturrahim sudah terputus di antara kita. Rasulullah
SAW bersabda:
“Sesungguhnya
rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum yang di dalamnya ada orang yang
memutuskan tali silaturrahim.”
Seorang sahabat
yang bernama Abu Afwa pernah berkisah, Ketika itu, kata Abu Afwa, kami sedang
berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau bersabda:
“Jangan
duduk bersamaku pada hari ini orang yang memutuskan tali silaturrahim.”
Setelah itu seorang
pemuda berdiri dan meninggalkan Rasulullah SAW. Rupanya sudah lama dia memendam
permusuhan dengan bibinya. Ia segera meminta maaf kepada bibinya tersebut, dan
bibinya pun memaafkannya. Kemudian Ia pun kembali ke majelis Rasulullah SAW
dengan hati yang lapang.
Saudaraku,
bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih tersimpan
kebencian dan permusuhan. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di
masyarakat, bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah tidak saling
tegur sapa, saling menjauh, apalagi kalau di belakang sudah saling hujat dan
memfitnah, maka rahmat Allah akan menjauh dari rumah tersebut.
Silaturrahim adalah
kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya
silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Hal ini sangat
penting, karena bagaimana pun besarnya ummat Islam secara kuantitatif, sama
sekali tidak akan ada artinya, laksana buih di lautan yang mudah
diombang-ambing gelombang, bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerjasama
untuk taat kepada Allah SWT.
Karena itu 'Idul
Fitri bisa dijadikan momentum bagi kebangkitan spiritual. Fitrah manusia adalah
dari Tuhan, dan kelak akan menuju Tuhan. Ini merupakan perjalanan kembali
kepada kekuatan fitrah. 'Idul Fitri bukanlah sekedar ritual saja. Namun juga
merupakan aspek sosial dan itu bisa kita mulai dari membangun, menjalin dan
menguatkan silahturahim, sehingga kelak bersemi dan tumbuhnya cinta nan fitri
yang tak pernah berhenti. Wallahu’alam
bis-shawab.
(jos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat