*Materi Tayang AIHQ*
*DK PSDM ODOJ*
π‘Oase Dakwah
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Senin, 05 Agustus 2019
*Di mana Kedaulatan Iman Kita?*
Oleh: @umarhidayat75
Bagaimana kabar iman kita?.
Pertanyaan ini oleh sebagian orang dianggap kuno.
Tidak menarik.
Terlalu Individual.
Urusan privasi yang tak perlu orang lain tahu.
Sepintas mungkin ada benarnya.
Tapi baiklah, pertanyaan ini ditujukan bagi mereka yang sadar bahwa iman kita harus selalu dievaluasi dengan baik. Agar bertambah iman dan bertambah hidayah dalan kehidupan kita. Jika urusan dunia saja kadang kita berjibaku untuk mengevaluasinya, kenapa tidak untuk kehidupan akhirat yang lebih abadi?
Orang sering membela mati-matian akan apa yang dimilikinya; jabatan, kekuasaan, harta benda, martabat, dan bahkan nama baiknya.
Yang notabene kesemuanya itu lebih berorientasi pada kehidupan dunianya. Sebagai insan yang beriman, melihat fakta kesemuanya itu tidak akan di bawa ke akhirat.
Apakah kita sudah juga membela mati-matian tentang kedaulatan iman kita? Segala sesuatunya diukur dengan takaran iman? Setidaknya sudahkah iman kita sudah menjadi imam dalam kehidupan kita?
Tanda hilangnya kedaulatan iman adalah:
1. Hilangnya sensibelitias iman kita. Ketika sebagai insan beriman melakukan pemisahan kehidupan antara dunia dan akhirat, lalu hanya memposisikan ukuran iman hanya pada urusan akhirat saja
Bukankah _Wal akhiratu khoirul lakaminal uula_?.
2. Hilangnya adab diantara mukmin yang berilmu.
Bagaimana mungkin lepasnya adab bagi orang yang berilmu padahal ia adalah orang yang beriman?.
Hal ini terjadi bersebab orang lebih mengutamakan perolehan ilmu ( _tsaqafah_) yang mudah didapatkan di bangku formal pendidikan, baca buku, buka youtube, web, internet dan lain lain.
Ia lupa mengasah adabnya.
Sebab adab tidak dibina melalui bacaan, tapi melalui pembinaan langsung ( _talaqi_) melalui para guru, alim ulama dan para ustadz yang memuliakan dien ini.
Mereka tidak memberikan pelajaran adab melalui pengetahuan dan fikrahnya saja.
Tapi dia membina melalui amal perbuatannya, sebagai suri tauladan yang baik bagi orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Karenanya tidaklah aneh jika Ibnul Mubarak hingga mengatakan, _“Dua puluh tahun aku habiskan waktuku untuk menuntut ilmu dan tiga puluh tahun ku habiskan waktuku untuk menuntut Adab.”_
Oleh karena adab tidak bisa diperoleh melalui kitab, adab hanya bisa didapat melalui akhlak para alim ulama’
(Tarbiyah Jihadiyah. Syaikh Abdullah Azzam Rahimahullah).
3. Hilangnya kepedulian terhadap urusan sesama Muslim.
Sering kita melihat ada seorang Muslim yang hidupnya makmur serba berkecukupan, bahkan berlebih, tapi membiarkan orang Muslim lain disekitarnya mengalami kesulitan hidup. Dimanakah iman mereka?
Mari kita evaluasi terus iman dalam diri kita, agar bisa berdaulat penuh menjadi imam dalam kehidupan kita.
Ini semua kita lakukan untuk menjadikan Islam rahmatan lil'alaimiin dan keselamatan kita di dunia dan akhirat.
_"Orang yang hebat itu adalah orang yang menjadi tempat belajar hawa nafsunya mengenai kesungguhan dan kemampuan memelihara prinsip."_
(Ibnu Qayim al jauziyah, shaid al khatir)
Semoga Allah menjaga iman kita semua. Aamiin.
◇◇•◇◇•◇◇•◇◇•◇◇•◇◇
AIHQ - DK PSDM ODOJ
AIHQ/456/05/08/2019
oaseodoj@gmail.com
πΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat