Suatu hari seorang suami membeli Semangka untuk istrinya...
Buah Semangka tersebut ternyata tak sesuai dengan harapannya, rasanya hambar. Dan sang isteri pun marah...
Suami itu menanggapi amarah istrinya dengan tenang.., lalu bertanya dengan halus: "Kepada siapakah engkau marah wahai istriku..? Kepada pedagang buahkah ..? Kepada pembelinyakah..? Atau kepada petani yang menanamnya..? Ataukah pada yg menciptakan buah Semangka itu...???"
Si istri terdiam...
Sembari tersenyum., Suami itu melanjutkan perkataannya:
"Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik... Seorang pembeli pun pasti membeli sesuatu yang terbaik pula..! Begitu pula seorang petani.., tentu saja ia akan merawat tanamannya agar bisa menghasilkan yang terbaik..! Maka sasaran kemarahanmu berikutnya adalah untuk yang tersisa., tidak lain hanya kepada yang Menciptakan Semangka itu..!".
Uraian suami itu menembus ke dalam hati sanubari istrinya...
Sang istri begitu terperangah dan haru... butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya...
"Bertaqwalah wahai istriku... Terimalah apa yang sudah menjadi Ketetapan-Nya." .
Mendengar ucapan suaminya itu... Sang istri sadar, merunduk dan menangis mengakui kesalahannya dan ridha' dengan apa yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapkan.
"Suami itu adalah Syeikh al-Imam Syaqiq al- Balkhi. (wafat 194 H./810 M.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau membaca, dengan segala kerendahan hati mohon diberikan komentar,semoga dapat bermanfaat