SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT

Kamis, 10 Maret 2016

PELAJARAN BERUMAH TANGGA

Rumah tangga yang tidak diisi dengan Ilmu Agama selama-lamanya tidak akan pernah menjadi keluarga sakinah..

Keluarga sakinah hanyalah mimpi-mimpi bagi keluarga yang didalam keluarga itu tidak dihidupkan dan diamalkan ilmu agama Allah..

Kalau toh pun dia katanya bahagia, hanyalah bahagia sesaat..

Setelah bahagia sesaat ini yang ada hanyalah rutinitas membosankan..

Apalagi setelah itu ketahuan melakukan sebuah perbuatan maksiat, keluarga ini semakin akan hancur lebur.

Namun sayang, hancur leburnya setelah kita punya anak..

Sehingga akhirnya bingung, cerai nggak cerai nggak.. kasihan anak-anak..

Akhirnya si bapak malas masuk rumah, masuk rumah hanya karena anak-anak..

Ibunya masak atau mencuci nggak ada niat di hati..

Jadilah rumah tangga itu rumah tangga neraka..

Dan semua ini adalah efek dari dosa dan maksiat kepada Allah ta'ala..

Berkata para ulama "Kebahagiaan itu milik Allah, berada di tangan Allah. Dan Allah tidak akan memberikan kebahagiaan itu kecuali kepada orang-orang yang Dia ridhoi".

Tidak ada petaka rumah tangga yang akhirnya berujung dengan pertikaian-pertikaian rumah tangga didunia sekarang ini yang akhirnya berujung dengan perceraian melainkan penyebab seluruhnya adalah dosa dan maksiat.

[
Syekh Ibnu AthaiLlah dalam Kitab Al Hikam menegaskan bahwa, “Maksiat yang melahirkan rasa hina pada dirimu hingga engkau menjadi butuh kepada Allah, itu lebih baik daripada taat yang menimbulkan perasaan mulia dan sombong atau membanggakan dirimu.”

Dengan kata lain, hina dan butuh kepada Allah keduanya adalah sifat orang yang menghamba.

Adapun mulia dan agung adalah sifat Tuhan, sehingga tidak ada kebaikan bagi seorang hamba yang taat tapi menimbulkan perasaan mulia dan agung, sebab keduanya adalah sifat Tuhan.

Tawadhu-nya orang yang berbuat maksiat dan perasaan hina dan takut kepada Allah, itu lebih utama daripada takabbur-nya orang alim atau orang yang ‘abid.

Ibnu Athaillah membesarkan hati orang yang telah berbuat dosa agar tidak putus asa terhadap ampunan Allah.

Bahkan orang yang berdosa namun bertobat dengan penuh rasa hina dihadapan Allah itu dinilai lebih baik, dibanding orang yang ahli ibadah yang merasa paling hebat, suci, mulia dan sombong dengan ibadahnya.

RasuluLlah bersabda, “Jikalau kalian tak pernah berbuat dosa, niscaya yang paling saya takutkan pada kalian adalah yang lebih dahsyat lagi, yaitu ‘ujub (kagum pada diri sendiri).” (HR Imam Ahmad)

Jangan meniru non muslim

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
ADA 4 ORANG Di DUNIA INI .... ANDA TERMASUK YANG MANA ?
=======

1. Orang yang meraih dunia, dengan mengorbankan akhiratnya... maka, itu sebuah kerugian, karena dia mengorbankan kenikmatan yang sangat berharga, untuk mendapatkan kenikmatan yang sangat murah, dan ini banyak terjadi dan bukan hal yang hebat, meski banyak orang terkecoh dengannya.. karena banyaknya propaganda konsep kapitalis ini.

2. Orang yang tidak meraih dunia, padahal sudah mengorbankan akhiratnya... maka, ini sungguh kerugian yang paling nyata, susah di dunia, tersiksa di akhirat... Ini juga banyak kita dapati di sekeliling kita, banyak orang yang sudah miskin dunia, tapi dia juga tidak memperhatikan akhiratnya... Semoga Allah melindungi kita darinya.

3. Orang yang meraih sedikit dunia, namun dia juga menjaga akhiratnya, dengan tidak melanggar syariatNya... maka, ini sudah merupakan keuntungan yang besar, karena dia seperti orang yang mengorbankan sesuatu yang sangat murah, untuk meraih sesuatu yang sangat berharga.

4. Orang yang meraih dunia bersama dengan akhiratnya... maka, inilah keuntungan yang hebat dan istimewa, hanya sedikit orang yang bisa mendapatkannya... Karena di saat dunia leluasa menggodanya, dia masih tetap tegar untuk memanfaatkannya dalam jalan-jalan kebaikan.

Saya yakin banyak yang ingin menjadi orang keempat ini... tapi itulah, sesuatu yang istimewa, pasti banyak disukai, karena hal itu susah didapatkan... Kalau itu mudah diraih, tentu bukan hal yang istimewa lagi.

Oleh karenanya, mari berjuang untuk meraihnya, semoga Allah memberikan taufiqNya kepada kita semua... Aamiin.
                                                                                                                   ⏩ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya. Barakallah fikum.                                          
✒ ?Ditulis oleh Ust. Musyaffa Ad Dariny, Lc, MA حفظه الله تعالى