SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT

Jumat, 13 Januari 2012

Inspirasi "The Billionaire" for Us 



Memaksa diri untuk menonton langsung film ini selain  ari resensinya, membuat kaki ini kuat melangkah untuk menontonnya. Apalagi film ini sudah ada sejak November 2011 dan entah kenapa film ini terus diputar di Blitz Megaplex sampai tulisan ini di publikasikan.

Filmnya luar biasa, terutama bagi insan yang ingin memulai usaha. namun saya sarankan untuk anak-anak usia sekolah atau yang masih sekolah sebaiknya menonton film ini perlu pendampingan dari orang tua, walaupun ada sisi positif lain namun setiap kejadian dan keputusan yang ada dalam film ini harus diterjemahkan dengan kasus atau hal positif sehingga siapapun yang mengambil langkah dalam kehidupan nyata berdasarkan inspirasi dalam film ini semuanya dapat dilakukan dengan bijaksana dan penuh pertimbangan.

Ada kalimat yang saya catat dalam fikiran saya dalam film ini seperti
1. " BERDAGANG ITU TIDAK SEASYIK BERMAIN GAME...YANG DEWASA PUN BISA TIDAK BERTAHAN..." jadi semua harus dengan pertimbangan. ( Ketika si anak yang bernama TOP membeli banyak DVD recorder untuk dijual tapi ternyata dia ditipu oleh pedagang DVD tersebut yang menjual DVD kacangan, satu kali pakai langsung rusak)

2. "SAYA SUDAH GAGAL, DAN SAYA SUDAH MEMBUAT KAMU RUGI, SAYA TIDAK MAU MEMBUAT LAGI "...." TIDAK ...TERUSKAN SAJA, BUAT KERUGIAN LEBIH BANYAK LAGI, YANG PENTING TERUS BERUSAHA" ( hal itu diucapkan pamannya, yang gagal terus membuat rumput laut yang enakl dan garing. namun akhirnya setelah banyak gagal baru berhasil)

3. " KALAU USAHA INI GAGAL, MAKA SAYA TIDAK TAHU HARUS BERBUAT APA LAGI, DAN SAYA TIDAK PUNYA APA-APA LAGI" ...." KALAU KAMU TIDAK MENCOBA, KAMU TIDAK BISA SAMPAI SEJAUH INI, TERUSKAN" ( ini ucapan semangat sang paman kepada TOP ketika pertama kami mulai memproduksi produknya"

4. "SAYA TIDAK AKAN PERNAH MEMBIARKAN ORANG LAIN MENGHINA ORANG TUA SAYA" ( Kepatuhan TOP kepada orang tuaya, karena dia berusaha menyuap security di mall)

5. " JANGAN PERNAH MENYERAHDALAM KONDISI APAPUN, KALAU ITU TERJADi, MAKA TAMATLAH SUDAH"...(Ucapan TOP ketika dia sudah berhasil dalam usahanya)

Dan masih banyak lagi kalimat positif lainnya. Dan berikut ini beberapa usaha yang dia lakukan dalam merintis usahanya dari bawah hingga menjadi usahawan berhasil (Memulai dan berniat usaha di usia 16 tahun, dan saat ini dia berusaha 26 tahun).

1. Patuh kepada Orang tuanya, sayang dan ingin membantu orang tuanya serta berniat melunasi hutang orang tuanya
2. Tidak mengandalkan orang tua dalam mengejar mimpi
3. Survei ke lapangan sebelum memulai usaha
4. Selalu membawa buku catatan untuk mencatat hal-hal yang  bisa menjadi inspirasi
5. Setiap yang dia lihat , dengar menjadi bahan pemikirannya
6. Rajin hadir di pameran, atau media lain yang bisa support usahanya
7. Pantang menyerah, terus mencoba dan berusaha
8. memulai usaha yang besar berawal dari usaha yang kecil, menjual di eceran, mall, dll
9. Tidak takut mengalami kerugian
10. Gigih 

Dan masih banyak lagi hal positif lainnya.

Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan.

1. Walau bagaimanapun sekolah selalu nomor 1 untuk diutamakan
2. Sebelum membuat usaha jangan terburu-buru , buat pertimbangan yang matang
3. Diskusi dan komunikasi dengan keluarga terutama orang tua (ibu)

good luck semoga berhasil dan menjadi sumber inspirasi untuk kita semua.

Berikut ini sedikit kilasan dari sebuat web  tentang film  The Billionaire 

Film The Billionaire yang disutradarai oleh Songyos Sugmakanan dan dibintangi oleh Peach Pachara Chirathivat, Walanlak Kumsuwan dan Somboonsuk Niyomsiri dengan durasi 120 menit tersebut menceritakankisah seorang pemuda yang saat berusia 16 tahun menjadi pencandu game online putus sekolah untuk menjadi penjaja kacang saat berusia 17 tahun

Saat usia 18, keluarganya bangkrut dan meninggalkan hutang sebesar 40 juta Baht. Saat usia 19, dia menciptakan cemilan rumput laut 'Tao Kae Noi' yang dijual di 3.000 cabang 7-Eleven di Thailand

Kini di usia 26 tahun ia adalah produsen cemilan rumput laut terlaris di Thailand, berpenghasilan 800 juta Baht per tahun dan mempekerjakan 2.000 staf. Namanya Top Ittipat dan ini adalah kisah nyata hidupnya yang luar biasa

Rabu, 11 Januari 2012

THE ADVENTURE OF UMBUL HARJO, SIDOMUKTI




THE ADVENTURE of CANDI GEDONG SONGO

Foto-foto bergaya di Candi Gedong SONGO yang mengasyikan dan menakjubkan




Nuansa Alam Candi Gedong Songo

Sebuah artikel lengkap tentang candi gedong songo...semoga bermanfaat...


Kompleks wisata Candi Gedong Songo terletak sekitar 1.200 meter DPL di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Jika dari Bandungan, ambil arah ke barat sejauh kurang lebih 15 km.
Jalan menuju obyek ini sangat terjal dan berkelok. Tapi kita akan diganjar oleh pemandangan mantab dan keren kota Ambarawa dan Rawa Pening dari atas. Jika cuaca cukup cerah, gunung kembar Sindoro dan Sumbing pun akan terlihat.
Jangan sekali-kali menuju ke tempat wisata ini jika kendaraan ndak dalam kondisi fit. Tanjakan sebesar 30°-40° akan menghajar mesin. Belom lagi tikungan tajam dan berkelok membuat mesin harus bekerja ekstra.
Bahkan ketika saya turun dengan kondisi gigi netral dan mesin sengaja saya matikan untuk menghemat bensin, dalam beberapa detik speedometer menunjukkan angka 60 km/jam dan terus bertambah jika saya ndak ngerem.
Kata “Gedong Songo” berasal dari bahasa Jawa “Gedong” yang berarti bangunan dan “Songo” yang berarti sembilan. Dulunya, nama kompleks candi ini disebut “Gedong Pitu” alias Gedong Tujuh, karena saat pertama kali ditemukan oleh Gubernur Jendral Raffles tahun 1740, ada 7 candi. Kemudian ditemukan lagi 2 bangunan candi sehingga disebut dengan “Gedong Songo”.
Meski namanya Gedong Songo, namun cuma 5 candi saja yang masih berdiri kokoh. Empat candi lainnya cuma tertinggal puing. Semua candi ini terletak menyebar di beberapa bukit ke atas, dengan urutan candi nomor satu berada di paling bawah, kemudian berurutan hingga ke atas.
Selain candi, di kompleks obyek wisata ini terdapat taman bermain dengan berbagai fasilitas pemainan, hutan pinus yang nyaman untuk berekreasi dengan keluarga, ladang-ladang sayuran milik penduduk sekitar, serta bumi perkemahan. Tak jarang pula, pendakian ke puncak Gunung Ungaran juga dimulai dari kompleks ini.
Dengan tiket masuk seharga 5000 rupiah kita bisa menikmati berbagai keindahan di lokasi ini sepuasnya.
Begitu masuk gerbang, jalanan menanjak langsung menyambut.kalau jalan kaki cukup ngos-ngosan juga, padahal candinya aja belum terlihat.
Untuk menuju ke candi, kita dapat mengikuti jalan setapak yang sudah disemen. Ada 2 jalur, lewat barat atau lewat utara. Bila ingin mengikuti urutan candi, ambillah jalan ke utara alias naik. Saya pun mengambil jalur yang ke utara.
Belum sampai ke candi yang pertama, kita akan ditawari menunggang kuda untuk melahap jalan menanjak  itu. Ongkos sewanya sekitar 50.000 rupiah, tapi bisa lebih murah jika kita pandai menawar.

CANDI GEDONG SATU
Candi Gedong Satu
candi pertama. Candi ini hanya terdiri atas sebuah candi saja. Tetapi ditengarai ada candi perwara, dengan melihat puing-puing di sekitar candi ini.
Bentuk atap candinya terdiri atas 3 tingkat. Masing-masing tingkat dihiasi oleh segitiga-segitiga dengan ukiran yang cantik. Yang unik, di dalam candi pertama ini, kita dapat menemukan Yoni namun tanpa Lingga.
tidak ada arca satu pun di candi ini. Setiap sisi candi hanya terdapat relung-relung kosong. Kondisi bangunan candi pun cukup memprihatinkan karena banyak batuan yang rapuh dan rusak.
Perjalanan ke candi kedua. Jalanan panjang menanjak. Dari kejauhan, keempat candi lainnya pun mulai terlihat. Masing-masing berdiri di bukit-bukit yang berbeda. Perjalanan masih panjang, bung! #:-S
CANDI GEDONG DUA
Candi Gedong Dua
Setelah melalui perjuangan panjang, tiba di candi kedua. Candi kedua ini juga terdiri atas sebuah candi saja. Namun kita juga dapat menemukan puing-puing yang ditengarai merupakan candi perwara. Candi ini kondisinya yang paling baik di antara candi-candi lainnya.
Atapnya tersusun atas 4 tingkat, dengan stupa di tiap ujungnya dan hiasan Antefix di tengah-tengah sisinya. Antefix adalah ukiran seorang dewa dalam posisi bersila yang berada di dalam segitiga berukiran pot dengan sulur-sulur daunnya.
Hiasan Antefix pada Candi Gedong kedua
Dari candi kedua, untuk menuju candi ketiga jaraknya sangat dekat. Tanjakannya cukup terjal namun pendek, sehingga ndak begitu menyiksa kaki. #:-S
CANDI GEDONG TIGA
Candi Gedong Tiga
Ada 3 bangunan candi di kompleks candi ketiga ini. Sebuah candi perwara di samping candi utama dan sebuah bangunan semacam ruang penyimpan di depan candi utama.
Atap candi utama terdiri atas 4 tingkat dengan hiasan stupa dan Antefix, atap candi perwara teridiri atas 3 tingkat dengan hiasa stupa dan Antefix, serta bangunan di depan candi utama yang beratap stupa berderet 3 buah.
Candi utama pada kompleks ini satu-satunya candi yang menggunakan hiasan Makara pada tangga pintu masuknya. Selain itu arca-arcanya masih lengkap mengisi tiap relung pada tiap sisinya.
Arca Mahakala dan Nadiswara
Di pintu masuk candi utama, kita dapat menemukan arca Mahakala dan Nadiswara. Kemudian di sisi utara, timur, dan barat masing masing berisi arca Dewi Durga Mahesasuramardhani, Ganesha, dan Agastya.
Arca Dewi Durga - Ganesha - Agastya
Susunannya sama persis dengan susunan arca pada Candi Sambisari di Jogja! ;)
Namun pada candi perwara, arca-arca ini tidak ditemukan dan hanya tersisa relung-relungnya saja.
 candi keempat dan kelima dipisahkan oleh sebuah lembah di seberang sana.
Tapi tunggu dulu, bau apa ini? :-& Saya pun menengok ke arah lembah yang memisahkan bukit tempat candi ketiga dan keempat berada.
MATA AIR PANAS
Sumber Mata Air Panas Berbelerang
 Ternyata ada sumber mata air panas di lembah tersebut dan bau busuk menyengat itu adalah bau belerang dari mata air panas ini!
 penasaran dan menuruni bukit menuju ke lembah. Bau belerang semakin menyengat. Konon mata air ini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.
Mata air panas di Gedong Songo ini konon adalah mata air terpanas di antara 3 mata air panas lain di Gunung Ungaran ini. Suhu uap dan air pada mata air ini mencapai 80°-an Celcius, sedangkan 2 mata air panas lainnya sekitar 40°-an Celcius.
Ada cerita di balik mata air panas ini. Konon mata air ini dijaga oleh makhluk bernama Nyai Gayatri, arwah perempuan asal Pulau Dewata. Nyai Gayatri adalah salah satu dayang dari Raja Sima. Setelah meninggal, arwah Nyai Gayatri mendiami mata air ini.
Nyai Gayatri adalah seseorang yang gemar menolong sesama. Sampai meninggal pun, Nyai Gayatri masih suka menolong. Salah satunya adalah dengan membantu menyembuhkan penyakit bagi orang yang mandi di mata air ini.

CANDI GEDONG EMPAT
Candi Gedong Empat
Candi keempat ini mempunyai keunikan tersendiri. Ditengarai ada 8 candi perwara yang mengelilingi candi utama. Ini bisa dilihat dari puing-puing yang berformasi 2 candi di samping kanan-kiri, sebuah di belakang, dan 3 buah di depan candi utama.
Atap candi utama terdiri atas 4 tingkat, di mana masing-masing tingkat terdapat hiasan stupa. Pada dinding candi utama di sebelah selatan, terdapat sebuah arca yang ndak jelas arca siapa.
Di antara candi keempat dan kelima, terdapat tanah lapang luas yang sering digunakan untuk mendirikan tenda. Saya menemukan sisa-sisa pembakaran api unggun di sekitar lapangan ini.
CANDI GEDONG LIMA
Candi Gedong Lima
Melalui lapangan yang terbentang di antara candi keempat dan kelima yang cukup landai, sampailah kita di candi terakhir.
Bentuk candi kelima ini mirip dengan candi keempat. Atap 4 tingkat dengan hiasan stupa, serta puing-puing candi perwara di sekitar candi utama.
Ada yang unik di salah satu puing candi perwara. Ada bagian yang tersusun lucu, tapi setelah diamati, bagian tersebut adalah bagian dinding candi. Walau terlihat cuma seonggok gitu, bagian ini cukup kokoh berdiri.
Sepanjang jalan ini, kita akan melewati ladang-ladang milik penduduk sekitar yang ditanami berbagai macam sayuran dan bunga selain hutan pinus, sehingga selama melewati jalan setapak ini pemandangannya begitu elok.
Saya baru menyadari, bahwa semua candi ini memiliki pola yang sama, yaitu semuanya menghadap ke barat!
CERITA RAKYAT
Ada cerita rakyat yang menyelimuti kompleks candi bercorak Hindu ini. Konon Gunung Ungaran tempat candi ini berada dibawa oleh Hanoman, anak dewa berwujud kera putih ini, untuk menimbun Dasamuka.
Dalam cerita Ramayana, Dasamuka yang ndak bisa mati ini menculik Dewi Sinta, istri Rama. Dalam perang merebut Dewi Sinta dari tangan Dasamuka, Dasamuka ndak bisa mati walau berbagai senjata sudah menghujam tubuhnya. Hanoman pun kemudian mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka.
Masyarakat sekitar percaya, jika mendengar suara desis atau bergejolak, itu adalah suara Dasamuka. Padahal sebenernya suara-suara itu muncul akibat aktivitas vulkanik yang aktif.
Ada lagi cerita soal Raja Sima. Raja Sima, merupakan raja yang pernah berkuasa di tanah Jawa. Konon ketika Raja Sima menemui masalah, dia selalu merenung dan menemukan solusinya di kompleks candi ini.
Menurut informasi yang saya peroleh, konon di kawasan candi yang bersuhu sekitar 20° Celcius ini ternyata memiliki kekuatan bio energi terbaik di Asia. Bahkan bio energi di kompleks ini lebih baik dari Pegunungan Tibet atau pegunungan di Asia lainnya.
Berlibur ke tempat ini, selain menambah wawasan budaya juga mampu memberi kesegaran karena panorama dan hawa sejuk yang ada.
Menilik sejarah, candi ini ndak ada yang tau secara pasti siapa yang membangun. Tetapi melihat dari bentuk arsitekturnya, diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-9 oleh Wangsa Syailendra, walau ada versi lain yang menyebutkan dibangun oleh Raja Sanjaya.
Menurut fungsinya, diperkirakan candi ini digunakan selain untuk pemujaan juga digunakan untuk pemakaman.
Candi Gedong Songo, selain memberikan wawasan budaya, keindahan alamnya bisa menjadi alternatif lokasi wisata anda. ;)
CANDI GEDONG SONGO (1)

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budayaHindu yang terletak di Desa CandiKecamatan BandunganKabupaten SemarangJawa TengahIndonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C)
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang.

[sunting]Jarak tempuh

Untuk menempuhnya, diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam (rata-rata mencapai 40 derajat). Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari obyek wisata Bandungan. Berikut daftar jarak tempuh menuju candi ini.
  • Gedong Songo - Ungaran : 25 km
  • Gedong Songo - Ambarawa : 15 km
  • Gedong Songo - Semarang : 45 km

Dari artikel lain..


Baru saja menjejakkan kaki di Candi pertama, rasa penat kaki mulai terasa. Saat itulah para tukang kuda mulai menawarkan kudanya untuk disewa guna menapaki candi-candi berikutnya yang semakin tinggi sesuai dengan urutannya. Candi Gedong Songo, yang berarti sembilan candi dengan lokasi yang paling tinggi adalah candi dengan angka paling besar.Kata Gedong berarti bangunan dan songo berarti sembilan sehingga kurang lebih berarti candi yang berjumlah sembilan. Candi yang terletak di Gunung Ungaran dengan ketinggian 1200 – 1800 meter diatas permukaan laut ini memang sangat unik. Pada awalnya disebut Gedong Pitoe karena pertama kali ditemukan oleh Rafles hanya terdiri dari tujuh bangunan candi. Namun kemudian ditemukan dua candi lagi walaupun dalam keadaan tidak utuh. Candi-candi yang terbuat dari batu andesit tersebut telah dipugar oleh Dinas Purbakala, yaitu candi I & II dipugar tahun 1928 – 1929, sedangkan candi III, IV, V dipugar tahun 1977 – 1983.

[navigasi.net] Budaya - Candi Gedongsongo
Seekor kuda yang sedang merumput. Kuda ini bisa disewa untuk mengunjungi candi-candi di Gedongsongo yang memiliki jarak relatif jauh
Candi-candi yang terletak di Gunung Ungaran ini diyakini sebagai Candi Hindu dengan ditemukannya arca-arca Hindu yang terletak didalam dan disekitar lokasi candi. Diantaranya dengan ditemukannya arca Ciwa Mahadewa, Ciwa Mahaguru, Ganeca, Durga Mahisasura Mardhini, Nandi Swara, Mahakala dan Yoni yang ada di bilik candi. Keistimewaan yang lain dari Candi Gedong Songo adalah terletak pada arca gajah dalam posisi jongkok di kaki Candi Gedong III, dan Yoni dalam bentuk persegi panjang pada bilik Candi Gedong I.
Mengenai kapan berdirinya Candi Gedong Songo tidak ada yang tahu pasti, namun diperkirakan oleh para ahli bahwa candi-candi tersebut telah dibuat semasa dengan Candi Dieng yang dibuat pada kurun waktu abad VII – IX Masehi pada masa Dinasti Syailendra. Hal ini diketahui dari artefak-artefak yang ditinggalkan di sekitar lokasi candi, serta adanya kemiripan-kemiripan fisik antara Candi Gedong Songo dan Candi Dieng. Lokasi kedua candi yang terletak di ketinggian gunung semakin menambah keyakinan bahwa kedua candi tersebut dibangun pada masa yang sama.

[navigasi.net] Budaya - Candi Gedongsongo
Gerbang masuk ke lokasi Candi Gedongsongo
Untuk mencapai candi ini tergolong sangat mudah, baik menggunakan angkutan umum, angkutan pribadi, jenis mobil sedan ataupun jenis minibus. Candi yang terletak di Desa Candi kecamatan Ambarawa ini hanya berjarak 39 km dari kota Semarang atau hanya 20 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor dalam  kecepatan 70 km / jam . Praktis dari Semarang menuju tempat ini relatif lancar karena jalan yang lebar dan mulus serta  melewati beberapa lampu merah saja.
Sesaat setelah sampai di daerah Bandungan, kemudian belok ke kiri dan ikuti jalan terus sampai Pasar Bandungan. Sesampainya di Pasar Bandungan ambil arah kiri kurang lebih 7 km sampailah kita di Candi Gedong Songo. Setelah melewati pasar ini, kita harus berhati-hati karena jalanan yang hanya pas untuk dua  mobil dengan tanjakan dan kelokan yang tajam. Bahkan di beberapa ruas jalan ada yang mencapai kimiringan 45 – 50 derajat. Karena itu, kalau mobil anda dalam keadaaan tidak sehat jangan coba-coba membawa kendaraan sendiri ke lokasi Candi Gedong Songo.
Memasuki wilayah candi ini udara sejuk mulai terasa dengan angin khas pegunungan yang mendayu-dayu. Shelter yang cukup luas bisa memuat puluhan mobil, serta pintu masuk candi yang hanya beberapa meter dari lokasi parkir semakin mempermudah para wisatawan untuk mencapai lokasi ini. Dengan hanya membayar tiket masuk sebesar Rp. 2,000,- kita bisa memasuki dan mengitari lokasi candi sepuas-puasnya.
Boleh dikatakan kalau Candi Gedong Songo tidak hanya menawarkan wisata sejarah, namun juga menawarkan wisata keindahan alam juga wisata olah raga. Candi yang terletak di ketinggian Gunung Ungaran ini memang menampilkan pesona alam yang luar biasa karena lokasinya yang terletak di ketinggian gunung. Selepas gerbang masuk Candi, berjalan sedikit ke atas sudah terlihat lokasi candi pertama yang merupakan candi yang terletak di lokasi yang paling bawah.

[navigasi.net] Budaya - Candi Gedongsongo
Lokasi penjualan tiket masuk kawasan wisata Gedongsongo
Bersamaan dengan itu biasanya ada orang yang akan mengikuti kita. Tapi jangan takut, biasanya orang tersebut menawarkan jasa menunggang kuda. Kalau kita ingin menjajal tingginya candi dengan jalan kaki tolak saja secara halus untuk tidak memakai kuda, tapi kalau tidak ingin terlalu capai bisa naik kuda dan dikenakan biaya Rp. 40,000,- per kuda untuk mengitari seluruh areal candi. Namun sebagai saran lebih baik kita naik kuda, karena selain lebih menghemat tenaga, kita bisa leluasa menikmat indahnya alam sekitar dengan santai.
Setelah candi demi candi dilalui, sampailah kita pada lokasi candi yang keempat. Di depan lokasi candi keempat terdapat lapangan yang cukup luas, kurang lebih dua kali lapangan sepakbola dan datar. “Lapangan ini biasanya dipakai untuk bermain sepakbola oleh warga sekitar, buat perkemahan atau buat acara-acara tertentu,” begitu tutur Pak Slamet salah satu pegawai Candi Gedong Songo ini. Pemandangan lain, yaitu sumber air panas alam kita juga bisa temui antara perjalanan antara lokasi candi ketiga dan keempat. Disamping sumber air panas tersebut, disediakan tempat mandi dengan tempat tertutup, sehingga buat yang mau menikmati sumber air panas bisa meluangkan waktu ntuk mandi.
Akhirnya sampailah kita pada lokasi candi yang kelima atau merupakan lokasi candi terakhir dan tertinggi. Begitu memasuki pelatarannya, kita bisa bebas memandang ke bawah, bahkan kalau cuaca sedang cerah berturut-turut bisa kita lihat dari sisi selatan candi, yaitu Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu, Gunung Andong dan Gunung Merapi. Berlama-lama duduk di lokasi candi yang kelima ini memang sangat mengasyikkan, sampai-sampai tak terasa waktu makin sore dan Sang Tukang Kuda menghampiri untuk mengajak turun kembali.
Ketika ditanya kepada Pak Latif, Si Tukang Kuda, “ Mana empat candi lainnya Pak ? kan jumlahnya ada sembilan candi,”Tanya saya. “ Candi-candi yang lain sudah tidak utuh alias hanya berupa batu-batuan yang terlihat semacam situs,”jawab Pak Latif. Akhirnya kami turun dengan melewati jalan yang berbeda ketika kami naik, dengan melewati kebun-kebun sayuran milik penduduk sekitar. Rasa puas terasa di hati setelah puas mengelilingi areal Candi Gedong Songo, nilai sejarahnya, keindahan alamnya selalu mengajak kita kembali ke sana.

GADIS BERKALUNG SORBAN 
WISATA KE CANDI GEDONG SONGO


Dua hari sebelumnya kami ziarah ke sembilan wali atau wali songo, dan tanpa disangka lagi kami mengunjungi tempat wisata yang ada kata songonya yaitu candi gedong songo. Kami awalnya datang jam 17.30 sore, maklum karena banyak tempat yang mau dikunjungi jadilah sampai di gedong songo sore dan hujan pula, ternyata sudah tutup lagipula seram banget tempatnya udah gitu dingin. kemudian kami diantarkan ke hotel di sekitar wisata, namun kami gak sreg dengan tempatnya, bukannya bikin kami tenang dan nyaman istirahat bisa-bisa kami justru sebaliknya, apalagi bulu merinding karena udaranya yang dingin banget. Akhirnya kami turun untuk mencari penginapan. Awalnya kami berniat tidak ingin kembali lagi ke candi gedong songo, karena selain penginapan yang kami rencanakan cukup jauh walau masih booking, namun ternyata di daerah Bandungan hotelnya bagus-bagus, dan alhamdulilah kami dapat hotel bagus di puncak gunung namanya Susan Spa and Resort, bagus banget tempatnya, lengkap dengan fasilitas kolam renang, fitness, dll. Kemudian esok harinya kami datang ke candi gedong songo setelah kami check out.

Aku fikir candinya deket2an eh ternyata jarak satu candi ke yang lain jauh bener, makanya ada wisata dengan kuda, yang harganya per kuda Rp 50.000,-. Aku takut banget, makanya mau pake kuda ber-2, tapi sepertinya perkiraan aku gak muat dan gak nyaman kalau bersama keponakanku. akhirnya kami pakai kuda masing2. Ihhh jalannya serem banget naik turun, maklum namanya juga gunung. udah gitu jauhhhh banget, gimana kalau jalan kaki ya...lama deh sampainya. Awalnya takut dan tegang tapi alhamdulillah aku bawa enjoy aja, sambil mensyukuri karunia dan kebesaran alam Allah SWT. Sambil berfoto-foto dan meliput perjalanan, ternyata abang tukang kudanya bisa juga loh ambil gambar foto dan handycam, dan bagus hasilnya shootnya.

Awalnya kuda aku yang bernama putri melinda dituntun sama si abang yang namanya aku lupa deh, tetapi lama kelamaan aku yang tunggangi sendiri deh pokoknya mirip perempuan berkalung sorban deh yang pake kuda dengan lincah hehehe.

Alhamdulillah pengalaman naik kuda merupakan petualangan liburan yang luar biasa, dan tak akan terlupakan. Pulangnya pun mampir beli madu lengkeng dan kapuk di sebuah rumah penduduk harganya Rp 75.000- rp 85.000, dan yang aku suka adalah bisa cicipi gratis sepuasnya. hehehehe

Ohya baca juga tentang detail candi gedong songo yah.....